KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu penyaluran kreditnya melalui berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan skema
channeling yang disalurkan kepada perusahaan
fintech P2P
lending. Hal tersebut tercermin dalam Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat
outstanding pinjaman
fintech yang berasal dari perbankan naik 41,8% YoY menjadi Rp 35,7 triliun. Kontribusi dari perbankan pun tercatat paling mendominasi sekitar 64,7% total pinjaman yang didapat
fintech P2P
lending. Direktur Keuangan PT Bank Raya Indonesia Tbk Rustati Suri Pertiwi membenarkan portofolio kredit Pinang Connect yang merupakan kredit
channeling yang ditujukan untuk Fintech mencatatkan tren positif. Per Juni 2024, kredit tersebut tumbuh 27,6% yoy dan mencapai
outstanding Rp 223 miliar.
Baca Juga: Bank Sampoerna Salurkan Kredit Rp 12,3 Triliun di Kuartal II-2024 Ia bilang penyaluran kredit digital secara
channelling merupakan salah satu strategi bisnis yang dilakukan oleh Bank Raya. Namun demikian, ia menyebutkan bahwa hal tersebut bukan menjadi strategi bisnis utama Bank Raya saat ini. Hal yang mendasari Bank Raya menyalurkan kredit melalui
channeling adalah Bank Raya melihat potensi segmen UMKM, yang merupakan target market BRI Grup dan Bank Raya, yang masih sangat besar di Indonesia, yang terlihat dari data pengusaha UMKM yang sangat besar di Indonesia, mencapai 64,2 juta. “Bank Raya melihat para
fintech ini adalah partner potensial untuk kolaborasi yang mutual dalam melayani segmen UMKM dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
prudential banking,” ujarnya. Namun, Tiwi menegaskan Bank Raya melakukan
review dan analisa yang mendalam dalam penentuan partner. Harapannya, penyaluran kredit yang dilakukan dapat tepat sasaran dengan kualitas yang terjaga. Sebagai informasi, Bank Raya telah bekerjasama dengan beberapa P2P Lending/Fintech seperti Batumbu, Awan Tunai, Avantee. “Bank Raya terus mengeksplorasi potensi
partnership dalam bentuk kerja sama
channeling yang akan di-
disburse hingga akhir tahun,” tambahnya. Sementara itu, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah menambahkan bahwa penyaluran kredit dengan
channeling bersama fintech berpotensi lebih minim risiko. Dengan catatan, bank memiliki mitra dengan sistem yang baik dan
prudent. Ia menjelaskan dengan menggunakan
channeling, bank dapat memanfaatkan keahlian mitra dalam melakukan penilaian kredit dan mengelola risiko. Mitra ini dapat membantu menilai kelayakan kredit calon peminjam dengan lebih efektif, mengurangi kemungkinan
default. Baca Juga: Tak Hanya Andalkan Ekosistem, Bank Digital Garap Penyaluran Kredit Secara Mandiri “Tapi untuk risiko ditanggung oleh bank, bukan oleh
fintech,
fintech hanya menjadi perantara penyaluran pinjaman,” ujar Efdinal.
Lebih lanjut, Efdinal bilang skema
channeling lebih memungkinkan bank untuk bekerja sama dengan lembaga keuangan atau perusahaan yang sudah memiliki sistem dan infrastruktur untuk menilai, memproses, dan mengelola pinjaman. Ini bisa mengurangi beban administratif dan biaya operasional bagi bank. Alhasil, Efdinal menyebutkan penyaluran kredit
channeling di Bank Oke mengalami kenaikan sebesar 26% apabila dibandingkan dengan posisi akhir 2023. Di mana, bank telah bekerjasama dengan lebih kurang 6 mitra. “Tiap tahun, bank melakukan kajian terhadap kinerja mereka, jika ada yang mempunyai kinerja kurang bagus, maka bank akan menghentikan kerjasama dengan perusahaan tersebut,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi