Minat investasi pariwisata Sulawesi masih minim



JAKARTA. Peran investor dalam bidang pariwisata di Sulawesi Tengah masih sedikit. Sejauh ini, kontribusi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah masih dipegang oleh industri gas, nikel, biji besi dan emas.

Longki Djanggola, Gubernur Sulawesi Tengah mengatakan,pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah tahun ini cukup besar dibanding daerah lain. "Pertumbuhan ekonomi kami 9,98%," ujarnya, Selasa (25/7). Namun, sayang, kontribusi pariwisata tidaklah besar.

Oleh karena itu, pemerintah sedang mendorong pengembangan industri pariwisata. Baik dari kunjungan wisatawan danĀ  destinasiĀ  wisata di Sulawesi Tengah. Apalagi, lanjut Longki, infrastruktur dan kondisi bandara Sulawesi sudah layak untuk kunjungan wisatawan. "Sepanjang 490 kilometer jalan nasional sudah bagus, bandara juga sudah dapat predikat terbaik dan terbersih," ungkap dia.


Hingga akhir tahun 2017, Pemerintah Sulawesi Tengah masih fokus mempromosikan dan mendata objek wisata yang akan dikembangkan. Longki bilang, ada dua daerah di Sulawesi yang menjadi kawasan ekonomi khusus. Pertama, di Morowali yang terkenal akan pesatnya industri baja, nikel dan emas. Kedua, di Palu yang terkenal akan ekonomi masyarakat kecil dan menengah serta industri logistik. Tidak hanya itu, Longki juga akan mempromosikan Togean dan Poso yang didalamnya terdapat budaya tarian dan destinasi pariwisata 1.000 megalith.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan untuk bisa memenuhi kawasan ekonomi khusus dan mendatangkan wisatawan harus ada komitmen dari pemerintah pusat. Untuk itu pemerintah pun sudah mengundang berbagai pihak seperti BUMN dan investor asing untuk bekerjasama membangun destinasi wisata dalam negeri. Contohnya Tour de Central Celebes yang akan dilaksanakan di Sulawesi Tengah pada 6-8 November mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.