Minat Investasi Terhadap Reksadana ESG Terus Meningkat



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Minat investasi terhadap produk investasi reksadana Environment, social and governance (ESG) semakin meningkat. Pamor reksadana ESG naik sejalan dengan komitmen berkelanjutan yang menjadi nilai tambah investasi.

Investment Specialist Syailendra Capital, Karen Miranti, melihat bahwa minat masyarakat terhadap produk investasi ESG telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ini salah satunya dipengaruhi upaya pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emisi pada 2060.

Berdasarkan data terakhir yang didapat Syailendra Capital, total dana kelolaan global untuk investasi berbasis ESG mencapai US$ 30,3 triliun pada akhir 2022, naik dari US$ 22,8 triliun pada tahun 2016. Bahkan, dengan asumsi pertumbuhan tahunan sebesar 15%, nilai ini diproyeksikan mencapai US$ 53 triliun pada tahun 2025.


Baca Juga: Produk Investasi Berbasis ESG Tidak Bisa Disamakan dengan Produk Tradisional

Sementara di Indonesia, dana kelolaan reksadana ESG juga meningkat tajam. Pada tahun 2017, dana kelolaan ESG sebesar Rp 132 miliar, naik signifikan menjadi sebesar Rp1,8 triliun pada Januari 2020.

"Sehingga, ini menunjukkan peningkatan minat masyarakat terhadap produk-produk investasi yang berbasis ESG," ungkap Karen kepada Kontan.co.id, Selasa (24/9).

Dari sisi imbal hasil, Karen mencermati, reksadana ESG juga dapat menawarkan tingkat imbal hasil (return) yang cukup kompetitif daripada reksadana konvensional. Hal itu karena biasanya perusahaan dengan skor ESG tinggi memiliki manajemen risiko (risk management) yang lebih baik dan biaya modal yang lebih rendah, sehingga berpotensi memberikan valuasi positif.

Namun demikian, besaran imbal hasil reksadana ESG tentu sangat bergantung pada kondisi pasar yang berpengaruh pada kinerja masing-masing aset perusahaan di dalam portofolio produk reksadana tersebut.

Baca Juga: Kembangkan Reksadana Saham & ETF, Indo Premier Sekuritas Luncurkan Power Fund Series

Adapun produk unggulan reksadana ESG kelolaan Syailendra Capital yaitu Syailendra MSCI Indonesia ESG Universal Index Fund (SMESGU). Imbal hasil produk SMESGU terpantau koreksi sebesar -2.40% ytd, namun terpantau naik 4.63% MoM di Agustus 2024.

Secara rinci, portofolio pada produk SMESGU diantaranya saham ADRO, BBCA, TLKM, TPIA dan AMMN. Alokasi aset pada produk SMESGU dominan berisikan saham mencapai 99,81% dan kas setara kas 0,19%.

Karen menuturkan, pembobotan pada reksadana SMESGU menggunakan teknik re-weighting untuk eksposur ESG yang luas dan tetap terdiversifikasi, serta menambahkan bobot lebih pada saham-saham dengan karakteristik ESG yang baik dan menunjukkan kemajuan signifikan dalam 1 tahun terakhir.

Baca Juga: Saham Perbankan dan Telekomunikasi Membebani Kinerja Reksadana Indeks

Selain itu, produk unggulan reksadana ESG kelolaan Syailendra Capital yakni Syailendra Sri Kehati (SSRIKH). Reksadana SSRIKH mengaplikasikan tiga tahap untuk memastikan terpenuhinya kriteria Sustainable & Responsible Investment (SRI), yaitu meliputi Financial & Liquidity Filtering, Core Business Filtering, serta ESG Aspect & Index Creation.

"Selain untuk memaksimalkan potensi profit investasi dengan tingkat likuiditas dan volatilitas yang terjaga, kedua produk reksadana ini bertujuan juga memberikan dampak baik untuk pelestarian lingkungan dan sosial," ucap Karen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli