JAKARTA. Rencana Penawaran Perdana Saham atau
Initial Public Offering (IPO) PT Victoria Care Indonesia Tbk (IDX:VICI) mendapat respons positif dari kalangan investor di Bursa Efek Indonesia. Ini terbukti dengan kelebihan pemesanan atau
oversubscribed hingga 67 kali dari
pooling, dengan dukungan sekitar 3.000 investor ritel. Respon positif ini juga didorong oleh kinerja positif yang dicapai Victoria Care Indonesia serta rencana pengembangan bisnis di masa mendatang. Billy Hartono Salim, Direktur Utama PT Victoria Care Indonesia Tbk, menjelaskan bahwa dalam memproduksi seluruh barang konsumsinya (
consumer goods) VICI selama ini selalu mengedepankan inovasi produk. Semangat ini terus mendorong munculnya beragam produk
personal care baru yang sesuai dengan permintaan pasar. Inovasi ini dilakukan dengan penambahan varian produk. Misalnya penambahan beragam warna pastel pada produk pewarna rambut Miranda. Sebagai catatan VICI saat ini memiliki
market share terbesar untuk produk pewarna rambut di pasar domestik untuk segmen
middle-to-low.
Di samping itu, VICI juga berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam peluncuran produk pewarna rambut Miranda varian baru
pastel color series. Inovasi ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar, dengan cara mengadakan
event pewarnaan rambut serentak di 34 provinsi dengan peserta sebanyak 1.500 orang dan disiarkan secara daring langsung dari 34 provinsi. “Kita disambut 10 ribu
viewers lebih. Ini membuat kita yakin ke depan akan menunjang
sales kita,” kata Billy. Tidak hanya itu saja, VICI juga terus mengeluarkan beragam produk baru sesuai dengan tren dan kebutuhan industri. Baik tren dan kebutuhan di pasar domestik maupun internasional. “Jadi hal-hal baru yang
demand di pasar apa yang diperlukan. Kita dengan cepat melakukan penyesuaian di
R&D (
Research and Development) kami. Jadi
R&D kami dalam waktu sekitar 6 bulan itu dan tim marketing bekerja ekstra keras untuk mengadaptasi dan memenuhi kebutuhan
demand itu. Jadi itu yang kita lakukan. Kita
one step ahead di depan kompetitor,” ungkap Billy. Berbagai inovasi produk
personal care yang dibuat oleh VICI, terbukti berhasil mendorong rata-rata pertumbuhan penjualan hingga 30% per tahun dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. “Di
bottom line-nya, laba bersihnya setiap tahun melonjak luar biasa,” jelas Billy. Pertumbuhan bisnis VICI juga ditopang oleh rantai distribusi dan penjualan yang cukup solid. Baik rantai distribusi dan penjualan di pasar domestik maupun internasional. Untuk pasar domestik, Billy menjelaskan saat ini produk-produk VICI telah menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, dari Aceh sampai dengan Papua. “Baik
cover di
modern chain store,
traditional outlet, maupun di grosir, itu sudah kami lakukan hampir 30 tahun. Ini adalah kunci sukses dari perusahaan kami,” ungkap Billy yang telah berpengalaman di lini distribusi perusahaan selama hampir 35 tahun. Sementara itu di pasar internasional, VICI juga telah mengekspor produk-produknya ke luar Indonesia. Mulai dari Jepang, Tiongkok, hingga Brunei. Billy mengakui bahwa kinerja ekspor tahun ini memang sedikit melambat. “Tapi pasar ekspor tahun depan di Q2 itu sudah mulai terasa, karena kita sudah ekspor ke beberapa negara,” ungkap Billy. Untuk 2020 ini, Billy mengungkapkan VICI masih optimis dapat menjaga pertumbuhan pendapatan seperti pada tahun-tahun sebelumnya. “Sampai akhir tahun, kita akan tutup
growth 30% lagi. Jadi mudah-mudahan pertumbuhannya bisa luar biasa, di situasi yang sulit ini, dengan
bottom line 25% lebih dari 2019,” ujar Billy. Sinyal Positif dari Pasar Modal Menjelang Pelaksanaan IPO Mengenai rencana IPO, listing Victoria Care Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan digelar pada Kamis 17 Desember 2020 nanti, Billy menyebutkan saham VICI telah mengalami kelebihan permintaan dari investor di BEI. “Menurut report dari
lead underwriter kami, bahwa minat investor retail ini luar biasa. Kita telah mencapai
oversubscribe sekitar 67 kali dari
pooling. Itu cukup banyak di dalam kondisi yang seperti ini,” kata Billy. Billy juga menegaskan bahwa tingginya minat investor tersebut juga tidak lepas dari fundamental dan portofolio bisnis yang dihasilkan oleh VICI. “Ini kembali pada fundamental. Kami sudah buktikan selama 4 tahun terakhir ini fundamental dan kinerja kami sangat bagus sekali. Baik pertumbuhan di pendapatannya maupun laba bersihnya,” ujar Billy. Apalagi, kata Billy, hasil perolehan dana dari 1,008 miliar lembar saham yang ditawarkan ke publik nantinya akan dipakai untuk menunjang pertumbuhan bisnis VICI. Dengan rincian penggunaan sebanyak 26% untuk menunjang fasilitas pergudangan dan 74% untuk menambah modal kerja. “Karena dalam situasi seperti ini kita memerlukan fasilitas pergudangan untuk menyimpan produk-produk kami. Kemudian dengan
sales yang tinggi, piutang yang semakin tinggi
, keep stock inventory juga tinggi, maka kami mengantisipasi berbagai hal tersebut dengan menambah modal kerja,” jelas Billy.
Khusus dalam situasi pandemi covid-19, yang mulai merebak sejak Maret lalu,VICI telah berhasil memproduksi dan mendistribusikan produk dalam kategori Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), seperti hand sanitizer dan disinfektan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Tentunya hal ini akan menyumbang pertumbuhan penjualan sampai dengan tahun 2021. Sinyal positif terhadap IPO Victoria Care Indonesia tentunya juga didukung oleh optimisme pasar terhadap vaksin covid-19 yang diperkirakan akan didistribusikan pada 2021 mendatang. Kemudian
omnibus law yang telah disahkan oleh Pemerintah Indonesia juga diyakini mampu mendongkrak penjualan produk-produk
personal care milik perusahaan. Produk-produk yang dihasilkan VICI adalah produk konsumen yang merupakan kebutuhan sehari-hari dengan mengedepankan inovasi, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan nilai tambah dalam menunjang lifestyle di tengah masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Indah Sulistyorini