KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya The Fed untuk melakukan tapering off akan berdampak pada penawaran yang masuk dalam lelang Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) atawa sukuk negara, Selasa (24/8). Penawaran SBSN ini diprediksi berpotensi menurun. Sebelumnya pada pekan lalu, penawaran yang masuk dalam lelang Surat Berharga Negara (SUN) menurun ke Rp 77,07 triliiun. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan lelang SUN, Selasa (3/8), sebesar Rp 107,78 triliun. Menurut, Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf memproyeksikan, penurunan peminat di lelang sukuk pekan depan juga berpotensi menurun seperti yang terjadi pada lelang SUN di pekan lalu.
Menurut Dimas, penurunan minat di lelang sukuk mungkin terjadi mengingat pada Jumat (20/8), The Fed mengumumkan akan kembali melanjutkan rencana
tapering off, bahkan berpotensi terjadi lebih cepat.
Baca Juga: Isu tapering mencuat, begini dampaknya ke harga emas Sentimen
tapering off AS kini melekat dalam proyeksi pelaku pasar dan pelaku pasar mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. "Jika
tapering off AS dilakukan lebih cepat, pelaku pasar jadi memiliki ekspektasi bahwa ada kemungkinan
entry point yang lebih menarik sehingga menunda atau mengurangi masuk di lelang sukuk pekan depan," kata Dimas. Namun, Dimas tetap berharap penurunan penawaran yang masuk di lelang sukuk tidak terlalu signifikan. Sekedar informasi, lelang sukuk, Selasa (10/8) menerima total penawaran masuk sebesar Rp 51,65 triliun. Pemerintah saat itu menyerap Rp 11 triliun dari lelang tersebut. Sementara itu, pergerakan yield seri acuan tenor 10 tahun cenderung stabil di sekitar 6,3%. Dimas memproyeksikan permintaan yield dari pelaku pasar untuk lelang sukuk pekan depan berpotensi akan sesuai atawa fair terhadap posisi pasar saat ini. Alashil, secara rata-rata Dimas memproyeksikan semua tenor akan searah dengan yield yang diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengamati yield surat utang dalam negeri cenderung menguat dalam beberapa pekan terakhir. tercatat yield SUN seri acuan sempat menyentuh 6,5% di bulan lalu, kemudian per Jumat (20/8) menguat ke 6,3%.
Baca Juga: Dolar AS jadi incaran investor, rupiah ambles 0,45% dalam sepekan Menurut Ramdhan, rally penguatan yield berpotensi membuat pelaku pasar melakukan aksi profit taking, sehingga minat investor untuk masuk ke lelang cenderung akan menurun.
Sementara, likuiditas pasar dalam negeri, Ramdhan nilai masih cukup tinggi. "Likuiditas perbankan masih banyak karena belum masuk ke sektor riil, ada juga institusi yang memiliki likuiditas tinggi yang memang biasa masuk membeli SBSN," kata Ramdhan. Alhasil, Ramdhan memproyeksikan penurunan minat investor pada lelang suku pekan depan tidak akan dalam. Ramdhan memproyeksikan total penawaran yang masuk masih akan menyentuh angka Rp 40 triliun, tetapi tidak lebih dari Rp 50 triliun. Terdapat enam seri yang akan kembali pemerintah lelang, yaitu SPN-S 12022022, PBS031, PBS032, PBS030, PBS029, PBS028. Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 10 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli