Minat investor pada seri bertenor panjang meningkat di lelang SBSN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (22/1), menunjukkan investor banyak masuk ke seri dengan tenor pendek. Seri SPNS23012020 dengan tenor satu tahun menerima jumlah penawaran masuk yang paling besar, yaitu Rp 6,55 triliun. Pemerintah menyerap Rp 1,1 triliun dari seri ini.

Namun di seri tenor panjang, ada peningkatan jumlah penawaran masuk dibandingkan lelang sebelumnya. Tercatat, seri PBS019 menerima penawaran masuk sebesar Rp 5,36 triliun atau lebih tinggi Rp 28 miliar dari lelang dua pekan sebelumnya.

Begitupun dengan seri PBS022 yang jatuh tempo 15 April 2034, permintaan yang masuk mencapai Rp 2,05 triliun, lebih tinggi dari lelang sebelumnya sebesar Rp 1,73 triliun.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, peningkatan jumlah permintaan pada seri tenor panjang menandakan investor melihat prospek investasi Indonesia dalam jangka menengah hingga panjang akan positif. "Artinya kenaikan suku bunga akan minim dan harga obligasi bisa tejaga dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Mikail, Selasa (22/1).

Namun, dalam lelang hari ini, seri PBS014 yang jatuh tempo 15 Mei 2021, pemerintah tidak menyerap penawaran yang masuk. Mikail mengatakan, pemerintah tidak menyerap seri ini karena jumlah penawaran yang masuk tidak sesuai dengan target indikatif pemerintah. "Jadi bisa saja kebutuhan likuiditas di seri itu tidak pas dan mungkin nanti pemerintah akan gunakan private placement untuk mengganti seri tenor yang tidak dimenangkan tersebut," kata Mikail.

Untuk lelang selanjutnya, Mikail memproyeksikan arus modal akan terus masuk karena rupiah stabil akibat pasar non deliverable forward (NDF) tenor satu bulan lebih rendah posisinya dari rupiah di pasar spot. Artinya rupiah berpotensi menguat.

Pemerintah juga mengumumkan akan kembali melelang seri SBSN SPN-S 23012020 dengan imbalan diskonto pada Rabu (23/1). Tanggal setlement seri yang memiliki underlying asset berupa BMN tanah dan bangunan jatuh di 24 Januari 2019.

Menurut Mikail, pemerintah berencana melelang seri tersebut sebagai langkah strategi front loading atau bisa saja pemerintah yakin besok, harga seri tersebut bisa lebih baik dari hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat