Minat Lelang Sukuk Diproyeksi Masih Tinggi Pada Selasa (7/2)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) atau sukuk negara pada besok, Selasa (7/2). Minat investor diperkirakan masih cukup tinggi pada lelang kali ini.

Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah memasang target indikatif lelang sukuk negara pekan ini bisa mencapai Rp 14 triliun. Terdapat 6 seri yang ditawarkan dalam penawaran lelang SBSN kali ini.

Asal tahu saja, total penawaran masuk pada lelang sukuk pada 24 Januari lalu mencapai Rp 28,55 triliun. Dari total penawaran, pemerintah menyerap Rp 14,15 triliun atau sedikit lebih tinggi ketimbang target.


Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menilai bahwa jumlah permintaan pada lelang kali ini masih akan tinggi seperti lelang dua pekan sebelumnya.

Baca Juga: Pemerintah Akan Melelang 6 Seri Sukuk Negara Pada 7 Februari 2023

"Sebab, saat ini aliran dana (inflow) asing ke pasar obligasi Indonesia masih cukup tinggi, baik dari lelang dan transaksi di pasar sekunder,"imbuhnya kepada Kontan.co.id, Senin (6/2).

Menurut Reza, lelang SBSN masih menarik mata investor karena fundamental ekonomi Indonesia yang solid. Misalnya saja, pada hari ini Senin (6/2) rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 bertumbuh sebesar 5.31%, lebih tinggi dari pertumbuhan 2021 sebesar 3.69%.

Penguatan rupiah yang menuju ke level Rp 14.900 per dolar AS dan Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun juga terus mengalami perbaikan.

Pihak asing dinilai juga akan aktif mengikuti lelang SBSN mengingat beberapa negara tetangga memiliki keperluan untuk berinvestasi di obligasi Syariah.

Reza berujar, apabila mengacu pada transaksi di pasar sekunder di mana tenor yang paling banyak ditransaksikan adalah tenor medium, maka minat pada lelang SBSN diperkirakan mirip. Dengan demikian, seri SBSN yaitu PBS003 dan PBS037 yang masing-masing jatuh tempo pada 2027 dan 2036 bakal diserbu investor.

Sementara, permintaan akan tingkat imbal hasil (yield) SBSN diperkirakan lebih tinggi dibandingkan yield yang ditawarkan.

Untuk obligasi syariah, Reza bilang, pada umumnya yield sedikit lebih tinggi karena menilai risk premium sebesar 20 bps-30bps daripada obligasi konvensional. Namun tetap pada kisaran imbal hasil obligasi konvensional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari