Minat Mulai Naik, Penawaran Lelang SBSN Capai Rp 18,10 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor di lelang Surat Berharga Negara (SBSN), Selasa (5/4) tumbuh dari lelang dua pekan lalu. Pergerakan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang stabil jadi sentimen positif di lelang sukuk kali ini.

Mengutip Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk di lelang SBSN sore ini sebesar Rp 18,10 triliun. Pemerintah menyerap Rp 8,15 triliun dari lelang sukuk ini.

Sebagai perbandingan, lelang sukuk di 22 Maret menerima penawaran yang lebih rendah di 13,38 triliun dan tambahan lelang greenshoe sebesar Rp 2,19 triliun.


Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan minat investor sudah lebih baik dari lelang dua pekan lalu karena disokong likuiditas investor domestik yang masih tinggi. Terutama, perbankan masih banyak memburu seri tenor pendek.

Baca Juga: Begini Proyek Pasar Obligasi di Kuartal II-2022

Selain itu, minat investor bertambah karena pergerakan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun cukup stabil setelah Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin. Tercatat, yield obligasi pemerintah tenor acuan, Selasa (5/4), berada di 6,74%. Level tersebut masih berada di bawah level tertinggi yang sempat tercapai di 8 Maret di 6,79%.

"Yield SUN relatif stabil bahkan menurun setelah The Fed naikkan suku bunga," kata Ramdhan.

Meski minat investor sudah naik, Ramdhan mengatakan secara umum rasa hati-hati investor untuk agresif masuk masih ada. Target penawaran yang masuk dari Ramdhan di Rp 20 triliun juga tidak berhasil tertembus di lelang sore ini.

Dia mengamati, investor masih berhati-hati masuk ke pasar obligasi karena dibayangi sentimen negatif kenaikan inflasi. Hal ini tercermin dari harga-harga bahan pokok yang mulai naik.

Baca Juga: Mengintip Peluang Investasi dari Instrumen Securities Crowdfunding

Kehati-hatian investor akan kondisi pasar keuangan yang belum stabil juga tercermin dari lebih banyaknya seri tenor pendek yang diburu investor daripada seri tenor panjang.

Tercatat, seri SPNS04102022 yang jatuh tempo di 4 Oktober 2022 dan PBS031 yang jatuh tempo di 15 Juli 2024 menerima penawaran paling besar masing-masing Rp 8,24 triliun dan Rp 3,45 triliun.

Sementara, penawaran paling rendah terjadi pada seri PBS032, sebesar Rp 821 miliar dan akan jatuh tempo pada 15 Juli 2026. Sedangkan, seri PBS033 yang jatuh tempo di 15 Juni 2047 menerima penawaran sebesar Rp 1,15 triliun.

Seri PBS029 mendapat penawaran masuk sebesar Rp 1,89 triliun dan jatuh tempo di 15 Maret 2034. Sementara, seri PBS034 mendapat penawaran masuk sebesar Rp 2,54 triliun dan jatuh tempo di 15 Juni 2039.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari