Minat safe haven menyebabkan pairing EUR/JPY turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih belum jelasnya kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China jadi sentimen yang bakal mempengaruhi pergerakan pasangan EUR/JPY ke depan. Sementara itu, bergesernya minat pasar ke aset safe haven, membuat tren pasangan kurs tersebut cenderung bearish.

Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu menjelaskan, pergerakan pasangan EUR/JPY cenderung masih melemah. Kondisi tersebut mengikuti penguatan yen yang terlihat beralih fungsi kembali sebagai safe haven. Berdasarkan data Bloomberg Selasa (8/10) pukul 19.31 WIB, pasangan EUR/JPY tercatat koreksi 0,18% ke level 117,45.

Baca Juga: Ancaman resesi Jerman menjatuhkan euro di hadapan dolar AS


Pasar valuta juga menunggu dan mengharapkan hasil dalam negosiasi dagang antara AS dan China pada Kamis (10/10) ini. "Ini akan menjadi prioritas investor untuk menyimak perkembangan hubungan dagang AS-China, dan tentunya akan berimbas pada pergerakan euro maupun yen," ungkap Ady kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).

Sementara itu, sentimen lain yang perlu diwaspadai yakni masih adanya pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (9/10) waktu setempat dan rapat European Central Bank (ECB) pada Kamis (10/10). Ady menilai pertemuan tersebut mungkin bisa menjadi motor bagi pergerakan euro dan yen, sehingga perlu diwaspadai juga oleh investor.

Baca Juga: Euro menguat hingga 0,79% terhadap poundsterling

Secara teknikal, harga pasangan EUR/JPY masih berada di dalam tren penurunan. Ini tampak dari pergerakan harga yang masih berada di bawah rata-rata moving average (MA)200. Begitu juga indikator RSI yang bergerak di level 50. Tak jauh berbeda, indikator stochastic juga masih berada di area flat dan cenderung memberikan sinyal melemah.

Untuk perdagangan Rabu (9/10) Ady merekomendasikan sell untuk jangka pendek dan buy di jangka panjang pairing EUR/JPY. Adapun harga diperkirakan bergerak pada kisaran resistance 118,00 dan 118,50, sedangkan untuk support di harga 117,00 dan 116,50.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati