Minati Blok Corridor, Medco (MEDC) siap bersaing dengan ConocoPhillips dan Pertamina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membuka opsi untuk turut berkompetisi supaya bisa mengelola Blok Corridor. Untuk itu, Medco siap bersaing dengan Pertamina serta ConocoPhillips dan Repsol untuk mendapatkan hak partisipasi atas blok dengan produksi gas nomor tiga terbesar di Indonesia tersebut.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro. Saat dihubungi Kontan.co.id, Hilmi tak menampik pihaknya siap berpartisipasi untuk mengelola blok migas yang akan habis kontrak pada tahun 2023 itu. Kendati demikian, Hilmi mengatakan bahwa pihaknya masih belum mengajukan proposal resmi kepada pemerintah.

"Saya kira banyak perusahaan migas yang berminat kalau Blok Corridor di lelang. Seandainya pemerintah memberikan kesempatan pada Medco untuk ikut berpartisipasi, kami siap untuk ikut berkompetisi," kata Hilmi, Senin (18/2) malam.


Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto, saat ini pemerintah belum memutuskan kepada siapa hak partisipasi Blok Corridor akan diberikan. Sebab, saat ini masih dalam proses evaluasi. "Masih diproses, masih evaluasi," ujar Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/2).

Pada September lalu, Pertamina sudah mengajukan proposal untuk mendapatkan hak partisipasi di Blok Corridor. Selanjutnya, pada bulan yang sama, pemegang kontrak blok tersebut hingga tahun 2023, ConocoPhillips Indonesia menggandeng Repsol untuk bersaing dengan Pertamina.

Seperti yang pernah diberitakan Kontan.co.id, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan, ada kemungkinan ketiga perusahaan tersebut bisa kembali mendapatkan hak partisipasi Blok Corridor setelah tahun 2023 atau ditunjuk hanya satu perusahaan. Keputusannya akan diambil Menteri ESDM berdasarkan penawaran terbaik ketiga perusahaan bagi Indonesia.

"Nanti kami lihat penawaran yang terbaik, dari sisi Indonesia, dari sisi Pak Menteri, pasti melihat bahwa blok ini akan dikelola degan pola paling baik. Apakah sendiri-sendiri atau bergabung bertiga, kan ada aspeknya, yang pertama kami pastikan kepastian investasi terlaksana. Kalau sendiri-sendiri, rencana investasi paling optimum dari yang kami harapkan, komitmen dan signature bonus seperti apa,"jelas Dwi.

Asal tahu saja, lifting gas bumi dari Lapangan Grissik Blok Corridor pada tahun lalu mencapai 150.000 boepd. SKK Migas menargetkan produksi Blok Corridor pada tahun ini bisa mencapai 145.000 boepd. Dengan produksi sebesar itu, produksi gas Blok Corridor masih tetap menjadi penyumbang produksi gas terbesar ketiga di Indonesia pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati