NEW YORK. Harga minyak mentah kemungkinan akan mulai naik minggu depan dengan perhitungan penurunan harga yang sudah terlalu merosot dan terlalu cepat sejak menyentuh rekor tertingginya pada 11 Juli lalu. Lebih dari itu, pemangkasan suku bunga acuan oleh beberapa bank sentral juga bisa memicu permintaan bahan bakar.
Sebanyak 12 dari 26 analis yang disurvei Bloomberg News mengatakan bahwa harga minyak dunia akan naik setidaknya pada 14 November minggu depan. Sementara, 9 analis lain justru memprediksi harga minyak akan kembali turun dan lima orang sisanya mengatakan harga akan sedikit berubah. Minyak di New York telah jatuh 59% dari rekor tertingginya US$ 147,27 per barel pada 11 Juli 2008 lalu. Penurunan ini menunjukkan bahwa penyusutan perekonomian AS telah memangkas konsumsi bahan bakar di AS. Padahal, AS merupakan konsumen energi paling besar di dunia. Permintaan bahan bakar AS naik di tiga dari empat minggu, yang berakhir pada 31 Oktober 2008 lalu. Hal ini dilaporkan oleh departemen energi minggu ini. "Kita telah melihat bahwa pasar sudah bergerak turun secara luar biasa cepat," kata Peter Beutel, presiden Cameron Hanover Inc. di New Canaan, Connecticut. Bank of England dan European Central Bank memangkas suku bunga acuannya kemarin Kamis (6/11) untuk menyurung pertumbuhan ekonomi. Minggu lalu, AS dan China juga melakukan langkah serupa. "Kita melihat pemangkasan suku bunga pacuan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan saya percaya ini akan membawa angin segar," tegas Beutel. Survei yang dilakukan Bloomberg terhadap analis dan trader pada Kamis kemarin, menanyakan apakah minyak mentah akan naik, turun, atau netral minggu depan. Hasilnya:Harga minyak naik: 12 orangHarga minyak turun: 9 orangHarga minyak netral: 5 orang