Minggu kedua September, asing jual SBI US$ 242 juta



JAKARTA. Aliran dana panas ke instrumen moneter berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mulai surut. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada pekan kedua September 2010, investor asing mencatat penjualan bersih di SBI sebesar US$ 242 juta. "Investor asing melakukan net jual karena tidak dapat langsung memperpanjang SBI yang jatuh waktu, menunggu selesainya libur Lebaran," kata Difi A. Johansyah, Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) BI, akhir pekan lalu.

Dana hasil penjualan SBI tersebut selanjutnya ditempatkan di instrumen keuangan lain, seperti Surat Utang Negara (SUN) dan saham. Makanya pada minggu kedua September lalu, kepemilikan asing di SUN naik 28,1% menjadi 28,6%, sedangkan di SBI turun dari 19,5% menjadi 15,9%. Secara keseluruhan, dana asing yang mengalir keluar (capital outflow) pada laporan yang berakhir 8 September lalu mencapai Rp 7,9 triliun.

Deputi Gubernur BI Budi Mulya mengatakan, posisi operasi pasar terbuka (OPT) saat ini menunjukkan outstanding SBI dan non-SBI mencapai Rp 350 triliun. "BI tidak menaikkan BI rate karena kalau BI rate naik, dana asing yang masuk bakal semakin banyak dan mempengaruhi inflasi," kata Hartadi A. Sarwono, Deputi Gubernur BI, Jumat (17/9). Akhir Agustus lalu, BI mencatat, total jumlah SBI mencapai Rp 270,25 triliun dengan porsi kepemilikan asing sebesar Rp 55,01 triliun atau 20,35%.


Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan per 16 September 2010 lalu menunjukkan, total outstanding SUN yang dapat diperjualbelikan mencapai senilai Rp 639,28 triliun. Dari jumlah tersebut, sing memiliki SUN senilai Rp 176,83 triliun atau 27,66% dari total outstanding SUN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test