BANGKOK. Mayoritas mata uang Asia perkasa di sepanjang pekan ini. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.46 waktu Taipei, dollar taiwan menguat 0,9% pada minggu ini menjadi NT$ 29,032 versus dollar AS. Sementara, pada periode yang sama, baht Thailand menguat 0,3% menjadi 30,65, won Korea Selatan menguat 0,2% menjadi 1.088,57, dan peso Filipina menguat 0,2% menjadi 41,083. Kondisi itu menyebabkan Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan dollar terhadap 10 mata uang teraktif dunia di luar yen Jepang, naik 0,1%. Ada beberapa sentimen yang mempengauhi langkah valas Asia. Salah satunya yaitu trepilihnya kembali Presiden Barack Obama sebagai Presiden AS untuk empat tahun mendatang. Hal itu disinyalir akan mendorong the Federal Reserbe untuk mendongkrak suplai dollar AS yang dapat diinvestasikan pada pasar emerging. "Saat the Fed menggelontorkan likuiditas, ada isu mengenai fiscal cliff, mendorong investoe untuk mengambil posisi yang berisiko," jelas Tohru Nishihama, ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc di Tokyo. Sementara itu, di negara Asia lainnya, ringgit Malaysia melemah 0,3% pekan ini menjadi 3,0623 dan rupiah Indonesia melemah 0,2% menjadi 9.634. Adapun posisi dong Vietnam tak banyak perubahan di posisi 20.845.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mingguan, mayoritas valas Asia perkasa vs dollar
BANGKOK. Mayoritas mata uang Asia perkasa di sepanjang pekan ini. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.46 waktu Taipei, dollar taiwan menguat 0,9% pada minggu ini menjadi NT$ 29,032 versus dollar AS. Sementara, pada periode yang sama, baht Thailand menguat 0,3% menjadi 30,65, won Korea Selatan menguat 0,2% menjadi 1.088,57, dan peso Filipina menguat 0,2% menjadi 41,083. Kondisi itu menyebabkan Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan dollar terhadap 10 mata uang teraktif dunia di luar yen Jepang, naik 0,1%. Ada beberapa sentimen yang mempengauhi langkah valas Asia. Salah satunya yaitu trepilihnya kembali Presiden Barack Obama sebagai Presiden AS untuk empat tahun mendatang. Hal itu disinyalir akan mendorong the Federal Reserbe untuk mendongkrak suplai dollar AS yang dapat diinvestasikan pada pasar emerging. "Saat the Fed menggelontorkan likuiditas, ada isu mengenai fiscal cliff, mendorong investoe untuk mengambil posisi yang berisiko," jelas Tohru Nishihama, ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc di Tokyo. Sementara itu, di negara Asia lainnya, ringgit Malaysia melemah 0,3% pekan ini menjadi 3,0623 dan rupiah Indonesia melemah 0,2% menjadi 9.634. Adapun posisi dong Vietnam tak banyak perubahan di posisi 20.845.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News