BANDUNG. Keinginan pemerintah untuk mengompensasi penurunan kinerja ekspor dengan mendorong peningkatan nilai tambah produk ekspor, tampaknya, tidak akan mudah terwujud. Sebab, kemampuan industri dalam negeri untuk memberi nilai tambah produk ekspor masih sangat rendah. Lukito Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mamaparkan, berdasarkan data Bappenas, jumlah unit usaha yang memiliki kemampuan untuk berinovasi dan meningkatkan nilai tambah produk ekspor tidak terlalu besar, hanya sekitar 6% dari unit usaha yang ada. Mayoritas industri belum bisa menciptakan nilai tambah produk yang besar. Kalaupun ada, kemampuan inovasinya terbatas. "BUMN industri strategis saja sampai saat ini untuk melakukan inovasi baru tahap konsolidasi," kata Lukito, kemarin.
Minim, industri yang bisa menciptakan nilai tambah
BANDUNG. Keinginan pemerintah untuk mengompensasi penurunan kinerja ekspor dengan mendorong peningkatan nilai tambah produk ekspor, tampaknya, tidak akan mudah terwujud. Sebab, kemampuan industri dalam negeri untuk memberi nilai tambah produk ekspor masih sangat rendah. Lukito Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mamaparkan, berdasarkan data Bappenas, jumlah unit usaha yang memiliki kemampuan untuk berinovasi dan meningkatkan nilai tambah produk ekspor tidak terlalu besar, hanya sekitar 6% dari unit usaha yang ada. Mayoritas industri belum bisa menciptakan nilai tambah produk yang besar. Kalaupun ada, kemampuan inovasinya terbatas. "BUMN industri strategis saja sampai saat ini untuk melakukan inovasi baru tahap konsolidasi," kata Lukito, kemarin.