Minim katalis, rupiah terseret faktor "eksternal"



JAKARTA. Di pasar spot, Jumat (22/4) valuasi rupiah terkikis 0,29% ke level Rp 13.191 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah terangkat 0,09% di level Rp 13.169 per dollar AS.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka bukan berarti rupiah tidak punya peluang untuk berbalik arah. Karena jika menilik sajian data manufaktur Perancis, Jerman dan Eropa cukup positif.

“Ini bisa mendorong penguatan euro yang sedikit menahan laju terhadap dollar AS. Pada kesempatan itulah rupiah bisa mencuri peluang untuk unggul,” jelas Wahyudi, Minggu (24/4).


Dari sisi mata uang Asia, data perubahan harga jasa yang dibeA oleh korporasi Jepang diprediksi tumbuh stabil. Tentunya jika hal itu positif akan memberikan tenaga bagi mata uang Asia lainnya termasuk rupiah.

Menurut Wahyudi sebenarnya dari domestik dan Amerika Serikat sendiri minim data ekonomi yang berpengaruh signifikan. Hanya saja antisipasi pasar terhadap FOMC akan cenderung membuat pergerakan ranging.

“Kepastian baru akan didapat setelah Kamis (28/4) dini hari pasca FOMC rilis,” imbuh Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan