Minim pelabuhan besar jadi hambatan ekspor buah segar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minimnya pelabuhan kapasitas besar di luar area Jawa menjadi kendala perusahaan perkebunan buah yang fokus pada ekspor. Bagi PT Great Giant Food yang memiliki lahan kebun di Sumatra, solusinya adalah mengirimkan kapal kecil ke Singapura terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan kapal besar ke negara-negara tujuan.

"Pelabuhan Panjang di Lampung itu bukan sebagai main port karena tidak memiliki kapasitas seperti Tanjung Priok, jadi kapal besar belum bisa masuk, kita pakai feeder vessel, dan mother vessel nya baru di Singapura," jelas Michael Gultom Product Allocation Manager Fresh Fruit GGF, kepada Kontan.co.id, Rabu (6/6).

Asal tahu, GGF memiliki sejumlah anak perusahaan dalam lini bisnis buah dengan lahan di Lampung, Terbanggi, Way Kambas dan sebagian kecil di Blitar. Dengan demikian, Michael mengaku logistik menjadi salah satu tantangan yang terus dihadapi oleh perusahaan.


Adapun produksi buah segar perusahaan yang jadi andalan ekspor mereka bervariasi dari pisang cavendish, nanas, jambu kristal dan nanas dalam kaleng. Kemudian, sebanyak 40% produksi pisang di ekspor ke China, dan nanas sebanyak 70%-80% produksi diekspor global. Sedangkan untuk jambu diekspor ke Timur Tengah namun baru dalam jumlah kecil karena baru dimulai.

Tahun ini GGF menargetkan bakal memproduksi buah dari merger anak perusahaan Great Giant Pineapple dan Nusantara Tropic Farm yang cukup besar. Untuk pisang target produksi tahun ini sebanyak 6,7 juta box, naik dari tahun lalu di 5,3 juta box. Nanas sebanyak 2,4 juta box dari tahun lalu 1,8 juta box dan jambu menjadi 7.100 ton.

Masing-masing box berkisar 13-13,5 kilogram buah. Artinya dengan perhitungan tersebut, produksi pisang bakal mencapai 90,45 juta kg, nanas sebanyak 31,2 juta kg.

Sekadar informasi, mengutip data Badan Pusat Statistik ekspor buah nanas segar Indonesia dalam empat bulan pertama 2018 mencapai 3,3 juta kilogram dengan nilai US$ 2,14 juta. Angka ini naik dari periode setahun lalu di US$ 1,47 juta dan 2,04 juta kilogram .

Sedangkan untuk pisang, hingga April 2018 telah mencatat volume perdagangan 1,23 juta kilogram dengan nilai US$ 5,97 juta. Naik dari perolehan tahun lalu di periode sama di US$ 3,98 juta dan volume 1,71 juta kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto