JAKARTA. PT DBS Vickers Securities Indonesia mengundurkan diri sebagai penjamin emisi penawaran umum saham perdana PT Metropolitan Land. Manajemen Metropolitan kemudian menunjuk PT Nikko Securities Indonesia untuk menjaring investor asing. Hal itu membuat jadwal pencatatan perusahaan properti tersebut mundur. Berdasarkan rencana semula, Metropolitan Land harusnya sudah terdaftar menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Mei 2011 lalu. Namun, mundurnya DBS Vickers membuat jadwal pencatatan ikut molor. Namun, ditargetkan pencatatan bisa terealisasi pada 20 Juni 2011 mendatang. Direktur DBS Vickers Securities Indonesia Rudy Budiarjo mengatakan, alasan pihaknya mundur adalah karena investor asing kurang berminat menyerap saham pengembang properti di bawah Grup Metropolitan tersebut. "Mereka (investor asing) kurang sreg, tapi kita sudah bicara baik-baik dengan pihak Metropolitan Land," ujarnya tanpa mengatakan kapan tepatnya pihaknya mundur. DBS Vickers memang didapuk untuk menjaring investor asing dalam hajatan tersebut. Namun, setelah ditawarkan, para investor asing yang berusaha dirangkulnya tidak berminat. Rudy bilang, biasanya penawaran saham IPO untuk sektor properti dilakukan melalui private placement alias ditawarkan kepada investor tertentu. Benar saja, Director of Investment Banking Nikko Securities Indonesia Widya Bharata mengatakan, dari total nilai jatah IPO yang diperolehnya, 90% ditawarkan kepada investor asing. "Sudah ada tiga private equity Singapura yang tertarik menyerap," katanya. Namun, ia enggan mengatakan institusi yang dimaksud. Metropolitan Land menawarkan 1,89 miliar saham atau 25% dari modal disetor. Harga per saham Rp 240. Dengan demikian total dana yang dihimpun sebesar Rp 455 miliar. Dari total dana tersebut, bagian Nikko sebesar Rp 300 miliar, Rp 270 miliar di antaranya ditawarkan kepada investor asing dan sisanya lokal. Adapun sisanya ditangani oleh Danareksa Sekuritas. Director of Investment Banking Danareksa David Agus mengatakan, Danareksa bertugas menjaring investor lokal. Namun, tetap saja, pihaknya juga mengakomodir minat para investor asing yang berminat. "70%-80% investor institusi, itu ada lokal dan asing, sisanya ritel," tuturnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Minimnya minat investor asing serap IPO MetLand sebabkan DBS mundur
JAKARTA. PT DBS Vickers Securities Indonesia mengundurkan diri sebagai penjamin emisi penawaran umum saham perdana PT Metropolitan Land. Manajemen Metropolitan kemudian menunjuk PT Nikko Securities Indonesia untuk menjaring investor asing. Hal itu membuat jadwal pencatatan perusahaan properti tersebut mundur. Berdasarkan rencana semula, Metropolitan Land harusnya sudah terdaftar menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Mei 2011 lalu. Namun, mundurnya DBS Vickers membuat jadwal pencatatan ikut molor. Namun, ditargetkan pencatatan bisa terealisasi pada 20 Juni 2011 mendatang. Direktur DBS Vickers Securities Indonesia Rudy Budiarjo mengatakan, alasan pihaknya mundur adalah karena investor asing kurang berminat menyerap saham pengembang properti di bawah Grup Metropolitan tersebut. "Mereka (investor asing) kurang sreg, tapi kita sudah bicara baik-baik dengan pihak Metropolitan Land," ujarnya tanpa mengatakan kapan tepatnya pihaknya mundur. DBS Vickers memang didapuk untuk menjaring investor asing dalam hajatan tersebut. Namun, setelah ditawarkan, para investor asing yang berusaha dirangkulnya tidak berminat. Rudy bilang, biasanya penawaran saham IPO untuk sektor properti dilakukan melalui private placement alias ditawarkan kepada investor tertentu. Benar saja, Director of Investment Banking Nikko Securities Indonesia Widya Bharata mengatakan, dari total nilai jatah IPO yang diperolehnya, 90% ditawarkan kepada investor asing. "Sudah ada tiga private equity Singapura yang tertarik menyerap," katanya. Namun, ia enggan mengatakan institusi yang dimaksud. Metropolitan Land menawarkan 1,89 miliar saham atau 25% dari modal disetor. Harga per saham Rp 240. Dengan demikian total dana yang dihimpun sebesar Rp 455 miliar. Dari total dana tersebut, bagian Nikko sebesar Rp 300 miliar, Rp 270 miliar di antaranya ditawarkan kepada investor asing dan sisanya lokal. Adapun sisanya ditangani oleh Danareksa Sekuritas. Director of Investment Banking Danareksa David Agus mengatakan, Danareksa bertugas menjaring investor lokal. Namun, tetap saja, pihaknya juga mengakomodir minat para investor asing yang berminat. "70%-80% investor institusi, itu ada lokal dan asing, sisanya ritel," tuturnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News