Minta bantuan China, langkah Sarkozy dikritik oposisi



PARIS. Langkah Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang meminta bantuan China untuk mengatasi utang di kawasan Eropa mendapat kritik pedas dari pihak opisisi. "Hal ini sangat mengejutkan. Dengan meminta bantuan ke China, Eropa menunjukkan kelemahannya. Dengan adanya hal itu, bagaimana nantinya Eropa akan meminta China untuk menghentikan depresiasi mata uangnya atau menerima kesepakatan komersial yang saling timbal balik?" jelas Martine Aubry, general secretary Socialist Party di media Journal du Dimanche.Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada pekan lalu, Sarkozy menghubungi Hu Jintao untuk meminta bantuan dalam memperbesar dana bailout sehingga bisa mengatasi krisis utang di kawasan Eropa. Menurut Sarkozy, China memiliki peranan utama untuk mengatasi krisis utang Eropa karena China bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global. Selain itu, China memiliki cadangan devisa luar negeri cukup besar, yang jumlahnya melampaui US$ 3,2 triliun. Pihak oposisi Prancis merasa keberatan mengenai hal tersebut. Bisa jadi, hal ini dapat menjegal Sarkozy dalam pemilihan umum yang akan berlangsung enam bulan mendatang. Catatan saja, berdasarkan hasil pooling di Ouest-France newspaper, utang publik Prancis saat ini mencapai 80% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, isu defisit anggaran menjadi pertimbangan sepertiga populasi Prancis karena menyangkut perekonomian, ketimbang isu politik dan pengangguran.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie