Minum Minuman Berenergi Bisa Memicu Serangan Jantung?



MINUMAN BERENERGI MEMICU SERANGAN JANTUNG - Minuman berenergi umumnya mengandung kafein dalam jumlah tinggi yang bisa memicu serangan jantung. 

Sebagian orang kerap minum minuman berenergi untuk menjaga stamina tetap fit saat sedang melakukan pekerjaan yang berat. 

Baca Juga: Kenali Gejala Awal dan Stadium Lanjut Gagal Ginjal Kronis


Namun, tahukah Anda minuman berenergi yang dikonsumsi secara terus-menerus tidak baik untuk kesehatan. 

Melanasir dari Healthline, minuman berenergi disebut-sebut bisa menyebabkan serangan jantung. 

Minuman berenergi mengandung kafein dan gula dalam jumlah sedang hingga tinggi, bersama dengan berbagai bahan perangsang seperti guarana, taurin, karnitin, dan ginseng.

Data menunjukkan asupan harian kafein maksimum yang direkomendasikan adalah 100 miligram (mg) per hari untuk remaja dan 400 mg per hari untuk orang dewasa. 

Namun, beberapa minuman berenergi mengandung lebih dari 500 mg kafein, yang dapat menyebabkan keracunan kafein.

Bahan-bahan lain seperti taurin dan ginseng memiliki efek perangsang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dalam dosis tinggi, terutama jika dikombinasikan dengan kafein.

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak minuman berenergi mengandung bahan-bahan ini dalam jumlah berlebihan. Misalnya, beberapa minuman berenergi mengandung lebih dari 10 kali lipat asupan taurin harian yang direkomendasikan.

Sebuah tinjauan tahun 2017 menemukan bahwa konsumsi minuman berenergi yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kardiovaskular, termasuk aritmia, serangan jantung, dan infark miokard.

Para peneliti mencatat bahwa kasus-kasus tersebut biasanya melibatkan konsumsi minuman berenergi yang berlebihan dalam waktu singkat dan sering kali dikombinasikan dengan alkohol atau stimulan lainnya.

Apakah minuman berenergi merusak jantung? 

Berikut hasil penelitian yang membuktikan bahwa minum minuman berenergi bisa merusak kesehatan jantung: 

1. Fibrilasi atrium 

Fibrilasi atrium adalah jenis aritmia jantung yang paling umum, atau ritme jantung atipikal. 

Hal ini bisa menyebabkan detak jantung cepat dan berdebar atau sesak napas dan merupakan penyebab utama stroke.

Laporan kasus tahun 2011 menjelaskan dua remaja laki-laki sehat berusia 14 dan 16 tahun yang mengalami fibrilasi atrium setelah mengonsumsi minuman berenergi. 

Salah satu dari mereka mengonsumsi alkohol bersama minuman berenergi.

2. Tekanan darah tinggi 

Hasil penelitian tahun 2019 menunjukkan bahwa minuman berenergi meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada penderita hipertensi.

Asal tahu saja, tekanan darah tinggi bisa memicu penyakit jantung. 

3. Aritmia 

Aritmia jantung disebabkan oleh masalah pada sistem kelistrikan jantung, yang mengatur detak jantung. Hal ini menyebabkan jantung berdetak terlalu lambat atau terlalu cepat.

Tinjauan tahun 2021 menemukan bahwa konsumsi minuman berenergi akut dapat mengganggu sistem kelistrikan jantung dalam beberapa cara, yang menyebabkan peningkatan denyut jantung saat istirahat.

4. Gagal jantung 

Dalam laporan kasus tahun 2021, seorang laki-laki berusia 21 tahun yang mengonsumsi rata-rata empat kaleng minuman berenergi per hari selama dua tahun ditemukan mengalami gagal jantung dan gagal ginjal. 

Gejala dan fungsi jantungnya membaik secara signifikan dengan pengobatan obat dan setelah ia berhenti mengonsumsi minuman berenergi.

Gejala serangan jantung 

Berikut tanda-tanda serangan jantung yang dikutip dari Mayo Clinic: 

  • Nyeri dada seperti sesak, nyeri, terjepit, atau sakit 
  • Nyeri atau rasa tidak nyaman yang menyebar ke bahu, lengan, punggung, leher, rahang, gigi, atau perut bagian atas 
  • Keringat dingin 
  • Kelelahan 
  • Mulas atau gangguan pencernaan 
  • Pusing atau pening tiba-tiba 
  • Mual 
  • Sesak napas 
Umumnya perempuan mungkin mengalami gejala atipikal seperti nyeri singkat atau tajam yang terasa di lehar, lengan, atau punggung.

Perlu Anda ketahui, beberapa kasus serangan jantung terjadi secara tiba-tiba. Namun, banyak orang mengalami tanda dan gejala peringatan beberapa jam, hari, atau minggu sebelumnya. 

Nyeri dada atau tekanan (angina) yang terus terjadi dan tidak hilang dengan istirahat mungkin merupakan tanda peringatan dini. 

Baca Juga: Ingin Turunkan Kadar Kolesterol? Jadikan 9 Makanan Ini Menu Sehari-hari

Angina disebabkan oleh penurunan sementara aliran darah ke jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati