Minuman tradisional Indonesia diserbu di Berlin



BERLIN. Minuman tradisional khas Tanah Air seperti wedang jahe dan kopi tahlil diminati pengunjung Paviliun Indonesia di ITB Berlin, Jerman. Salah satu pameran travel terbesar di Jerman ini berlangsung di Gedung Messe, Berlin sejak 9 Maret hingga 13 Maret mendatang. 

"Rasanya mengagumkan," puji seorang pengunjung stand kopi Indonesia.

Erwin Perdana, Mixologis (semacam barista) dari The Darmawangsa, Jakarta mengatakan, pengunjung eropa umumnya menyukai minuman tradisional yang disajikan paviliun Indonesia. Paviliun ini merupakan salah satu bentuk promosi kuliner Indonesia di Jerman.


Mereka, kata dia, menyukai cita rasa khas dengan rempah-rempah. Apalagi, minuman ini memiliki banyak khasiat mulai dari melawan kolesterol, flu, masalah pencernaan, sampai reproduksi. 

"Selama penyelenggaraan ITB Berlin kami menampilkan Kopi Tahlil dari Pekalongan, yang hanya dijumpai pada saat acara tahlilan di pesantren di daerah Pekalongan terbuat dari ramuan kopi yang dicampur dengan jahe, kapulaga, cengkeh, pandan, kayu manis, dan lada," ujarnya.

Paviliun Indonesia juga menyajikan bir pletok yang disajikan pada Asian Games 1962 yang dipopulerkan oleh Presiden Soekarno yang terbuat dari bir, orange liqueur dan vodka.

Wedang jahe dari Jawa Tengah terbuat dari jahe, gula jawa, sereh. Sedangkan wedang martini, paduan antara wedang jahe ditambah malibu dan vodka. 

Ada juga kopi Gayo martini campuran kopi, brandy dan kahlua. Serta Tnt yang berupa campuran turmeric, asam jawa, rum, cointreau.

Minuman Kunyit Secawan terdiri dari turmeric dan asam jawa, wedang jahe, orange juice, leci, markisa. Untuk minuman Roejak Mercon, paduan dari nenas, orange, line, dan cabai.

Menurut Erwin Perdana Warman yang dibantu asisten Khair Zarrah seluruh bahan untuk membuat minuman dibawa dari Indonesia berupa rempah-rempah, gula jawa dan sirup asli serta jahe dan kunyit.

Erwin berharap, Kementerian Pariwisata bisa menggelar promosi seperti ini lebih banyak ke berbagai negara dan event. Dengan begitu, minuman tradisional Indonesia bisa menjadi tren dan tidak kalah dari minuman internasional lain yang sudah eksis.

Sementara itu, Deryl Juniar dari Bill's Coffee Company menyajikan empat jenis kopi Indonesia, yaitu kopi Java, kopi Toraja, Aceh Gayo, dan kopi Sumatra mandailing dan Sidikalang.

Dia bilang, karakter dan kualitas kopi Indonesia sudah diakui pecinta kopi intenrnasional. 

"Kopi Indonesia memiliki cita rasa yang strong dibandingkan kopi yang ada di Eropa. Kopi sebaiknya dinikmati tanpa gula karena aroma dan cita rasanya lebih terasa," ujarnya. Menurut dia, pengunjung yang ingin mencicipi kopi Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia