Minyak berhasil rebound



NEW YORK. Harga minyak global "rebound" (berbalik naik) tajam pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan persediaan minyak AS bervariasi meninggalkan para pedagang fokus pada elemen-elemen positif untuk permintaan, penurunan stok bensin dan hasil sulingan.

Kontrak acuan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, melonjak 1,71 dollar AS menjadi ditutup pada 50,99 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, kontrak acuan global, menetap di 61,63 dollar AS per barel, naik 2,97 dollar AS dari penutupan Selasa.


Departemen Energi pemerintah AS (DoE), Rabu, mengatakan bahwa persediaan minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Februari ke rekor 434,1 juta barel, lebih dari dua kali lipat peningkatan yang diharapkan.

Namun, DoE juga melaporkan bahwa timbunan sulingan, yang termasuk minyak diesel dan bahan bakar pemanas, meluncur turun 2,7 juta barel, sedangkan cadangan bensin merosot 3,1 juta.

"Reli ... didorong oleh berita bahwa kedua stok bensin dan distilasi (hasil sulingan) mengalami penurunan tajam pekan lalu," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.

Persediaan jatuh dapat menunjukkan penguatan permintaan di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.

Untuk Gene McGillian dari Tradition Energy, "penarikan dalam produk-produk dan bensin menunjukkan penurunan yang telah kita lihat dalam harga minyak mentah mulai diterjemahkan ke dalam peningkatan permintaan, dan saya pikir itu sebabnya pasar menguat." Harga minyak mentah telah kehilangan sekitar setengah dari nilai mereka sejak Juni tahun lalu.

"Minyak mentah Brent mendapat dukungan moderat dari pembicaraan penguatan permintaan ketika data PMI pendahuluan Tiongkok melengkapi komentar dari Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengutip pergeseran konstruktif ke pasar minyak yang lebih tenang didukung oleh pertumbuhan konsumsi," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Brent juga menarik dukungan dari laporan bahwa ladang minyak Sarir Libya, yang menghasilkan 185.000 barel per hari, ditutup karena tidak mendapat pasokan listrik, kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto