Minyak bertahan di level US$ 52 jelang data AS



JAKARTA. Harga minyak bertahan di dekat level US$ 52 per barel sebelum rilis cadangan minyak mingguan Amerika Serikat (AS). Cadangan minyak AS diprediksi turun di minggu kelima sehingga mengurangi kelebihan pasokan global.

Mengutip Bloomberg, Selasa (20/12) harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 tergerus 0,5% di level US$ 52,15 per barel pada pukul 9.38 waktu London. Harga minyak naik 2,4% dalam dua sesi sebelumnya.

Menurut Survey Bloomberg, cadangan minyak AS pekan lalu kemungkinan turun 2,5 juta barel. Sementara laporan resmi Energy Information Administration (EIA) akan dirilis Rabu (21/12).


Citigroup Inc. memprediksi kesepakatan pembatasan produksi OPEC dan produsen lain dapat mengurangi banjir pasokan di kuartal pertama tahun depan.

Harga minyak diperdagangkan di dekat US$ 50 ber barel sejak OPEC sepakat memangkas produksi pada tanggal 30 November lalu. Kesepakatan ini merupakan yang pertama dalam delapan tahun. Produsen non OPEC termasuk Rusia juga bersedia untuk memangkas produksi.

Cadangan minyak AS yang berada di level tertinggi sejak EIA mulai melakukan pengumpulan data tahun 1982 saat ini sedang menuju penurunan terpanjang dalam lebih dari dua bulan.

"Pasar menyukai sentimen yang tersedia saat ini," kata Tamas Varga, Analis PVM Oil Associates Ltd. di London, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (20/12).

"Kesepakatan antara OPEC dan non OPEC telah menyebabkan beberapa euforia wajar di antara pelaku pasar. Saat ini ada keyakinan kuat bahwa kesepakatan akan dipatuhi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto