Minyak bertengger di level tertinggi 18 bulan



NEW YORK. Harga minyak dunia naik selama empat sesi berturut-turut pada Rabu (28/12) kemarin. Bahkan, harga minyak sempat bertengger di posisi tertingginya sejak pertengahan 2015.

Seperti yang dikutip dari CNBC, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen menjadi US$ 54,06 per barel. Ini merupakan posisi tertingginya sejak 2 Juli 2015.

Harga minyak tertekan setelah data American Petroleum Institute menunjukkan terjadinya kenaikan cadangan minyak AS sebesar 4,2 juta barel.


Sementara itu, lima analis yang disurvei CNBC meramal data yang akan dirilis Energy Information Administration Departemen Energi AS menunjukkan cadangan minyak akan turun 1,5 juta barel pada pekan yang berakhir 23 Desember.

Laporan EIA sudah dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (29/12) pukul 11.00 watu setempat.

Sementara itu, harga kontrak minyak Brent turun 15 sen menjadi US$ 55,94 per barel pada pukul 16.41 waktu New York. Pada 12 Desember lalu, harga minyak Brent sempat bertengger di posisi US$ 57,89 per barel, yang merupakan level tertinggi sejak Juli 2015.

Sekadar informasi saja, harga minyak dunia sudah melompat 25% sejak pertengahan November lalu. Pemicunya adalah ekspektasi market bahwa OPEC akan memangkas suplai produksinya.

Memang, OPEC dan negara non-OPEC diharapkan akan memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari. Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, setuju untuk memberikan kontribusi pemangkasan terbesar.

Sementara, Menteri Perminyakan Irak Jabar Ali al-Luaibi pada Rabu kemarin mengatakan, negaranya akan memangkas produksi minyak sebesar 200.000-210.000 barel per hari yang akan dimulai pada Januari mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie