JAKARTA. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) bertahan di kisaran US$ 103 per barel, beberapa hari terakhir. Harga minyak sempat terungkit oleh sentimen dari Irak dan komitmen International Moneter Fund (IMF) menjaga stabilitas ekonomi global. Kementerian Perminyakan Irak, kemarin (23/4), menguungkapkan, pengiriman minyak dari kilang di bagian utara negeri tersebut dihentikan akibat kerusakan jaringan pipa yang tersambung ke Turki. Setiap hari, Irak mampu mengekspor minyak 450.000-500.000 barel per hari melalui Turki. Akibatnya, harga minyak melambung 1,1% ke posisi US$ 103,88 per barel, akhir pekan lalu. Harga minyak juga terkerek oleh komitmen IMF menyediakan dana stabilisasi ekonomi global senilai lebih dari US$ 430 miliar, yang menaikkan outlook ekonomi dunia. Namun, membuka pekan ini, harga minyak terkoreksi tipis 0,81% ke level US$ 103,04 per barel. Penurunan permintaan minyak dari China, konsumen minyak terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS), menekan prospek minyak.
Minyak bisa terus naik tapi terbatas
JAKARTA. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) bertahan di kisaran US$ 103 per barel, beberapa hari terakhir. Harga minyak sempat terungkit oleh sentimen dari Irak dan komitmen International Moneter Fund (IMF) menjaga stabilitas ekonomi global. Kementerian Perminyakan Irak, kemarin (23/4), menguungkapkan, pengiriman minyak dari kilang di bagian utara negeri tersebut dihentikan akibat kerusakan jaringan pipa yang tersambung ke Turki. Setiap hari, Irak mampu mengekspor minyak 450.000-500.000 barel per hari melalui Turki. Akibatnya, harga minyak melambung 1,1% ke posisi US$ 103,88 per barel, akhir pekan lalu. Harga minyak juga terkerek oleh komitmen IMF menyediakan dana stabilisasi ekonomi global senilai lebih dari US$ 430 miliar, yang menaikkan outlook ekonomi dunia. Namun, membuka pekan ini, harga minyak terkoreksi tipis 0,81% ke level US$ 103,04 per barel. Penurunan permintaan minyak dari China, konsumen minyak terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS), menekan prospek minyak.