Minyak Brent kembali tembus US$111 per barel



SINGAPURA. Harga minyak mentah Brent kembali naik dan menembus harga US$ 111 per barel, hari ini (26/8). Kenaikan harga menyusul meningkatnya ketegangan di Suriah yang dikabarkan telah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.

"Pasar minyak mendapat risiko geopolitik di Timur Tengah dan juga karena pasar ekuitas yang positif," kata Tetsu Emori, seorang manajer dana di komoditas Astmax Investasi di Tokyo.

Minyak mentah Brent pengiriman Oktober menyentuh US$ 111,68, tertinggi sejak 2 April yang sempat berada di harga US$ 111,29 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah AS untuk pengiriman Oktober naik 60 sen menjadi US$ 107,02 setelah turun 1% minggu lalu.


Brent naik dalam dua minggu pekan ini akibat naiknya proyeksi permintaan dan menyusutnya produksi. Gangguan produksi terjadi di Laut Utara ke Libya, sedangkan proyeksi kenaikan harga minyak dimungkinkan terjadi setelah data ekonomi zona euro dan China positif.

"Eropa sudah mulai pulih, dan China sudah siap bangkit. Ini Itu akan mendukung harga," kata Emori. Ia memproyeksikan, harga minyak mentah AS dan Brent bisa naik hingga US$ 115 dan US$ 120 per barel pada akhir tahun ini.

Selain krisis di Suriah, pasokan minyak juga dikhawatirkan terganggu di Mesir. Mengingat, negara itu mengalami kerusuhan sipil paling berdarah dalam 60 tahun terakhir. Selain itu, produsen minyak lainnya, yakni Libya kini sibuk dengan aksi protes yang memblokir pelabuhan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri