KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi mengalami tarik ulur sepanjang 2017. Untuk minyak mentah, harga akhir tahun 2017 ditutup dengan rekor tertinggi sejak beberapa tahun silam. Kondisi geopolotik di Timur Tengah dan putusan anggota negara-negara pengekspor minyak (OPEC) mengkerek harga komoditas emas hitam ini. Bagaimana prospeknya tahun ini? Mari simak penjelasan analis berikut. Minyak mentah West Texas Intermediate per Jumat (29/12) untuk kontrak di New York Mercantile Exchange pengiriman Februari 2018 mencatatkan kenaikan 6,17% year to date (ytd) dan ditutup di level US$ 60,42 per barel. Ini sekaligus jadi level tertinggi sejak Juli 2015. Harga minyak mentah sepanjang tahun sempat mengalami tekanan karena kuatnya the greenback dan tingginya suplai. Pangkas produksi dari OPEC yang berlangsung sejak November 2016 sebanyak 1,2 juta barel per hari sempat memberi harapan bagi stabilitas harga komoditas ini.
Minyak di 2018 tersokong pemangkasan produksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi mengalami tarik ulur sepanjang 2017. Untuk minyak mentah, harga akhir tahun 2017 ditutup dengan rekor tertinggi sejak beberapa tahun silam. Kondisi geopolotik di Timur Tengah dan putusan anggota negara-negara pengekspor minyak (OPEC) mengkerek harga komoditas emas hitam ini. Bagaimana prospeknya tahun ini? Mari simak penjelasan analis berikut. Minyak mentah West Texas Intermediate per Jumat (29/12) untuk kontrak di New York Mercantile Exchange pengiriman Februari 2018 mencatatkan kenaikan 6,17% year to date (ytd) dan ditutup di level US$ 60,42 per barel. Ini sekaligus jadi level tertinggi sejak Juli 2015. Harga minyak mentah sepanjang tahun sempat mengalami tekanan karena kuatnya the greenback dan tingginya suplai. Pangkas produksi dari OPEC yang berlangsung sejak November 2016 sebanyak 1,2 juta barel per hari sempat memberi harapan bagi stabilitas harga komoditas ini.