KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup turun 1% pada sesi sebelumnya dan membukukan kerugian bulanan pertama sejak Maret. Koreksi harga terjadi karena permintaan diperkirakan turun setelah Badai Ida menutup kilang minyak di Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS). Selasa (31/8), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman bulan Oktober 2021 yang akan berakhir ditutup turun 0,6%, menjadi US$ 72,99 per barel. Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 juga melemah 1% menjadi US$ 68,50 per barel.
Kedua
benchmark membukukan kerugian bulanan pertama mereka sejak Maret, meskipun tidak jauh dari level tertinggi Juli. Brent kehilangan 4%, sementara minyak WTI ambles 7% sepanjang bulan Agustus. Badai Ida, yang mendarat di AS pada hari Minggu (29/8) sebagai badai Kategori 4, merobohkan setidaknya 94% produksi minyak dan gas lepas pantai Teluk Meksiko dan menyebabkan kerusakan "bencana" pada jaringan listrik Louisiana. Harga tertekan oleh kekhawatiran bahwa pemadaman listrik dan banjir di Louisiana setelah Badai Ida akan memangkas permintaan minyak mentah dari kilang. Sekitar 1,7 juta barel per hari (bph) produksi minyak lepas pantai ditutup, tetapi produksi itu dapat dilanjutkan lebih cepat daripada banyak operasi penyulingan di sepanjang Teluk yang kehilangan daya. Analis di FGE mengatakan dalam catatan hari Selasa, bahwa mereka memperkirakan sekitar tiga perempat dari produksi lepas pantai akan dilanjutkan pada akhir minggu ini.
Baca Juga: Harga minyak mentah tertekan penutupan penyulingan AS akibat Badai Ida OPEC dan produsen sekutu di OPEC+ telah sepakat untuk menambah 400.000 barel per hari ke pasokan bulanan hingga akhir Desember. Sumber mengatakan kepada
Reuters bahwa OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan rencana itu meskipun ada tekanan AS untuk lebih banyak produksi yang digulirkan ke pasar. Data OPEC sendiri menunjukkan, pasar akan menghadapi defisit hingga akhir 2021 tetapi kemudian berubah menjadi surplus pada tahun 2022. "Ini akan merusak kredibilitas OPEC+ untuk mengubah persyaratan hanya setelah satu bulan," kata Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho. Colonial Pipeline, perusahaan jalur pipa bahan bakar terbesar AS ke Pantai Timur, memulai kembali jalur bensin dan sulingan utamanya pada hari Selasa setelah menutupnya sebelum badai. Tetapi beberapa kilang melaporkan kerusakan pada pabrik mereka. Royal Dutch Shell Plc mengatakan, menemukan bukti kerusakan bangunan di kilang Norco, Louisiana. Kilang tersebut memiliki kapasitas 230.611 barel per hari (bph), kata juru bicara perusahaan, Selasa.
"Jika kilang memulihkan kapasitas dalam dua hingga empat minggu, maka kita akan baik-baik saja. Di luar itu, kita akan mendorong tingkat persediaan pada level yang sangat rendah dan harga mungkin mulai bereaksi lebih tinggi secara berarti," kata Rebecca Babin,
Senior Energy Trader CIBC Wealth. Stok minyak mentah AS turun 4 juta barel, sementara persediaan bensin naik 2,7 juta barel dan stok sulingan turun 2 juta barel, menurut dua sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute yang dirilis kemarin. Data inventaris resmi dari Administrasi Informasi Energi AS diharapkan keluar pada Rabu (1/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari