Jakarta. Menghadapi penurunan harga minyak dunia mendorong PT Elnusa Tbk (ELSA) mencari celah bisnis baru seperti kontrak-kontrak
operational and maintenance. Syamsurizal, Direktur Utama PT Elnusa bilang dengan harga minyak yang rendah maka aktifitas
subsurface menurun, tetapi fasilitas untuk produksi sudah terpasang dan seluruh perusahaan minyak tetap ingin mempertahankan produksi minyak. Untuk itu Elnusa lebih menfokuskan untuk mengincar kontrak terutama untuk
operational and maintenance. Elnusa melihat adanya peluang bisnis
operational and maintenance karena industri migas di Indonesia sudah berjalan kurang lebih 100 tahun sehingga banyak fasilitas-fasilitas yang berumur 25-30 tahun. Fasilitas itu perlu
maintenance agar bisa meningkatkan produktifitas dan efektifitas produksi di sebuah lapangan migas. "Itu sebuah peluang," kata Syamsurizal di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Selasa (16/2). Selain itu, Elnusa juga berniat untuk memanfaatkan gas buang atau
flare gas. Saat ini Elnusa sedang melakukan penjajakan dengan induk usaha PT Pertamina agar bisa memanfaatkan
flare. Elnusa berencana mengubah
flare gas menjadi gas yang bisa digunakan untuk menghasilkan listrik. Dengan pemanfaatan
flare gas ini diharapkan bisa terjalin kerjasama dengan PT Perusahaan Listrik Negara. "Mudah-mudahan segitiga antara SKK, Elnusa, dan PLN untuk bisa memanfaatkan gas sisa ini untuk listrik,"katanya.
Corporate Secretary PT Elnusa Fajriyah Usman menambahkan selain mengembangkan
flare gas, perseroan juga dari tahun lalu telah memiliki anak usaha fabrikasi konstruksi. Saat ini anak usaha fabrikasi masih memproduksi peralatan migas untuk Elnusa. Namun ke depannya akan didorong untuk bisa memproduksi peralatan migas untuk di jual ke perusahaan lain. Elnusa juga mengembangkan
energy distribution and logistic services. Anak usaha logistik ini bertugas melakukan transportasi BBM dan mengelola depo. "Jadi sebenernya masih cukup beragam, makanya Elnusa lumayan stabil karena kontributor Elnusa itu juga dari berbagai bisnis, tidak cuma oil and gas," imbuh Fajriyah.
Pada tahun ini, Fajriyah memproyeksi bisnis logistik akan mampu menyumbang pendapatan sekitar 35%, anak perusahaan lainnya 5%, dan sisanya sekitar 60% masih didapat dari bisnis drilling dan seismik. Elnusa saat ini telah memperoleh kontrak sekitar Rp 5,6 triliun yang akan direalisasikan pada tahun ini sekitar Rp 3 triliun. Di luar itu, Elnusa juga mengincar kontrak baru senilai US$ 50-80 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto