JAKARTA. Produsen minyak goreng nasional saat ini hanya bisa berharap pada penjualan untuk pasar dalam negeri untuk semester II-2015. Pasalnya, ekspor minyak goreng sepanjang semester I-2015 mengalami kelesuan dan sepertinya tak bisa diharapkan untuk penjualan paruh kedua tahun ini. Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mencatat, realisasi penjualan produk minyak goreng di pasar domestik mencapai 3.064.700 ton selama semester I-2015. Jumlah ini melebihi proyeksi di awal tahun yang hanya sebanyak 2.630.000 ton. Tahun ini, GIMNI menargetkan penjualan minyak goreng mencapai 6,58 juta ton. Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI optimistis permintaan produk turunan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) seperti minyak goreng di dalam negeri masih tinggi, terutama pada paruh kedua tahun ini. Menjelang Lebaran, biasanya permintaan minyak goreng melonjak tinggi. "Setiap bulan, konsumsi minyak goreng masyarakat sekitar 585.000 ton," ujarnya kepada KONTAN, pekan lalu.
Minyak goreng bidik pasar domestik
JAKARTA. Produsen minyak goreng nasional saat ini hanya bisa berharap pada penjualan untuk pasar dalam negeri untuk semester II-2015. Pasalnya, ekspor minyak goreng sepanjang semester I-2015 mengalami kelesuan dan sepertinya tak bisa diharapkan untuk penjualan paruh kedua tahun ini. Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mencatat, realisasi penjualan produk minyak goreng di pasar domestik mencapai 3.064.700 ton selama semester I-2015. Jumlah ini melebihi proyeksi di awal tahun yang hanya sebanyak 2.630.000 ton. Tahun ini, GIMNI menargetkan penjualan minyak goreng mencapai 6,58 juta ton. Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI optimistis permintaan produk turunan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) seperti minyak goreng di dalam negeri masih tinggi, terutama pada paruh kedua tahun ini. Menjelang Lebaran, biasanya permintaan minyak goreng melonjak tinggi. "Setiap bulan, konsumsi minyak goreng masyarakat sekitar 585.000 ton," ujarnya kepada KONTAN, pekan lalu.