KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyatakan, adanya disparitas harga yang tinggi antara minyak goreng kemasan dengan minyak goreng curah sebabkan kelangkaan minyak goreng curah/ subsidi di pasar. Selain itu, adanya disparitas yang tinggi menyebabkan potensi pasar gelap sangat tinggi. Pasalnya subsidi yang diterapkan oleh pemerintah ini bersifat terbuka. Sehingga siapapun dengan latar belakang apapun sangat berkemungkinan untuk bisa membeli bahkan memborong. “Orang bisa saja memborong minyak goreng curah lalu dikemas menggunakan standar industri. Lalu dengan modal yang sedikit dia bisa jual dengan harga pasar yang harganya Rp 20.000 lebih per liter dari modal HET Rp 14.000 per liter untungnya banyak banget kan,” jelas Khudori pada kontan.co.id, Selasa (29/3).
Minyak Goreng Curah Masih Langka di Pasaran, Ini Pemicunya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyatakan, adanya disparitas harga yang tinggi antara minyak goreng kemasan dengan minyak goreng curah sebabkan kelangkaan minyak goreng curah/ subsidi di pasar. Selain itu, adanya disparitas yang tinggi menyebabkan potensi pasar gelap sangat tinggi. Pasalnya subsidi yang diterapkan oleh pemerintah ini bersifat terbuka. Sehingga siapapun dengan latar belakang apapun sangat berkemungkinan untuk bisa membeli bahkan memborong. “Orang bisa saja memborong minyak goreng curah lalu dikemas menggunakan standar industri. Lalu dengan modal yang sedikit dia bisa jual dengan harga pasar yang harganya Rp 20.000 lebih per liter dari modal HET Rp 14.000 per liter untungnya banyak banget kan,” jelas Khudori pada kontan.co.id, Selasa (29/3).