JAKARTA. Keputusan Kementerian Perdagangan (Kemdag) menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 11.000 per kilogram (kg) diharapkan dapat meringankan beban masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun, niat baik tersebut tak didukung ketersediaan minyak goreng kemasan sederhana di sejumlah toko ritel di seluruh Indonesia. Hal itu terjadi karena kurangnya pasokan minyak goreng kemasan sederhana di mana kebutuhannya mencapai 14.000 liter per hari. Sementara yang tersedia hanya sekitar 6.000 liter per hari. Sehingga sulit mencari minyak goreng kemasan dengan harga Rp 11.000 per kg di sejumlah supermarket dan minimarket di Tanah Air. Justru minyak goreng kemasan bermerek yang berjubel, karena harganya tidak dibebaskan oleh pemerintah.
Minyak goreng kemasan sederhana langka di pasaran
JAKARTA. Keputusan Kementerian Perdagangan (Kemdag) menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 11.000 per kilogram (kg) diharapkan dapat meringankan beban masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun, niat baik tersebut tak didukung ketersediaan minyak goreng kemasan sederhana di sejumlah toko ritel di seluruh Indonesia. Hal itu terjadi karena kurangnya pasokan minyak goreng kemasan sederhana di mana kebutuhannya mencapai 14.000 liter per hari. Sementara yang tersedia hanya sekitar 6.000 liter per hari. Sehingga sulit mencari minyak goreng kemasan dengan harga Rp 11.000 per kg di sejumlah supermarket dan minimarket di Tanah Air. Justru minyak goreng kemasan bermerek yang berjubel, karena harganya tidak dibebaskan oleh pemerintah.