Minyak Kembali Ke Posisi US$ 100 per Barel



JAKARTA. Harga minyak dunia kembali menggila. Hari Senin (22/9) kemarin, harga minyak sempat terangkat hingga mencapai US$ 130 per barel. Dus, dalam sehari, harga minyak naik US$ 25, atau sekitar 24,04%. Minyak akhirnya ditutup di level US$ 120,92 per barel hari itu.

Harga minyak melompat lantaran para investor mencoba memanfaatkan berakhirnya perdagangan minyak pengiriman Oktober untuk mengail keuntungan. "Penutupan kontrak Oktober menjadi acuan bagi pelaku untuk mengambil untung," jelas Radityo Setyo Wibowo, Kepala Riset Monex Investindo Futures.

Selain itu, pelemahan dolar akibat ketidakpastian arah penyelamatan industri finansial Amerika Serikat (AS) juga memberi energi kepada harga minyak untuk mendaki.


Namun, hari ini (23/9) harga minyak kembali terkoreksi. Sampai pukul 21.55 WIB kemarin, harga minyak light sweet untuk kontrak pengiriman November di Nymex Energy Futures berada di level US$ 108,19 per barel, setelah sebelumnya sempat menyentuh US$ 109,58 per barel.

Radityo meramal sampai akhir tahun harga minyak akan kembali bertengger di US$ 120 per barel.

Sebab, kondisi pasar finansial di AS masih belum jelas. Hal ini membuat investor melepas dolar dan masuk ke komoditas, seperti minyak. "Hasilnya harga minyak kembali naik," kata Analis Paramitra Alfa Securitas, Gina Novrina Nasution. Tambah lagi, di musim dingin permintaan minyak biasanya naik.

Selain itu, penyulingan minyak di Texas dan Louisiana belum beroperasi penuh setelah ditutup untuk mengurangi kerusakan akibat badai Ike. Setidaknya empat pabrik masih tutup.

Mengikuti harga minyak, harga komoditas lain juga kembali melonjak. Sampai pukul 21.00 WIB, harga emas sudah mencapai US$ 905,5 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie