Minyak kembali tertekan ke US$57,99 per barel



NEW YORK. Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global bangkit kembali digabung dengan kenaikan tajam dollar AS.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 2,25 dollar AS menjadi berakhir pada 57,99 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Juli, acuan kontrak berjangka Eropa, ditutup pada 64,02 dollar AS per barel di perdagangan London, turun 2,25 dollar AS dari penyelesaian Senin.


Dollar naik tajam terhadap euro untuk hari kedua berturut-turut setelah seorang pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan bank akan meningkatkan program stimulus pembelian asetnya pada Mei dan Juni untuk mengimbangi perkiraan perlambatan pasar di bulan-bulan mendatang.

Dollar juga menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa karena data ekonomi yang keluar dari negara itu positif. Indeks dollar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, naik 1,12 % menjadi 95,274 pada akhir perdagangan.

Sebuah laporan yang kuat pada pembangunan perumahan AS juga memberi dukungan terhadap greenback, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dollar lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Penurunan harga minyak mentah "juga mengingatkan tingkat kelebihan pasokan pasar saat ini, dengan kelebihan pasokan/permintaan global kuartal kedua diperkirakan di 2,0 juta barel per hari atau lebih," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Para pedagang tampak muncul untuk tumbuh lebih pesimis menjelang laporan mingguan persediaan minyak AS yang akan dirilis pada Rabu.

Departemen Energi AS (DoE) diperkirakan melaporkan persediaan minyak mentah AS turun dua juta barel dalam pekan yang berakhir 15 Mei, menurut Bloomberg News. Tetapi stok tetap di dekat tingkat rekor tertinggi.

Gene McGillian dari Tradition Energy mencatat bahwa persediaan AS telah jatuh dua minggu sebelumnya namun "tingkat produksi, yang saya katakan adalah lebih penting, telah turun sedikit tetapi masih di atas 9,3 juta barel per hari di AS." Kelebihan pasokan telah menyeret pasar minyak mentah turun. Pertumbuhan pasokan global kemungkinan akan melebihi permintaan sekitar 1,3 juta barel per hari tahun ini, Badan Informasi Energi AS (EIA).

Total produksi minyak mentah AS rata-rata diperkirakan 9,3 juta barel per hari pada Maret. EIA memproyeksikan jumlah rata-rata produksi minyak mentah AS 9,2 juta barel per hari pada 2015 dan 2016.

Arab Saudi, produsen minyak mentah utama, mengatakan mengekspor 7,898 juta barel minyak mentah per hari pada Maret, tingkat tertinggi sejak November 2015.

Analis Commerzbank juga mengatakan bahwa pasar sedang didiskon gejolak di Irak, Suriah dan Yaman karena ancaman geopolitik terhadap pasar minyak.

"Ketakutan bahwa pertempuran di Irak dan Yaman bisa menghambat pasokan minyak jelas telah memberikan cara untuk penilaian yang lebih bijaksana, selama dua belas bulan terakhir telah menunjukkan bahwa kekhawatiran tersebut dibesar-besarkan," kata mereka dalam catatan penelitian.

"Dalam kenyataannya, pasokan minyak dari kawasan itu terus meningkat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto