JAKARTA. Harga minyak masih sulit menanjak setelah mencatatkan level terendah dalam sebulan terakhir. Investor mencermati sinyal kenaikan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) di tengah pembatasan produksi OPEC dan produsen lainnya. Mengutip Bloomberg, Rabu (11/1) pukul 13.16 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange hanya menguat tipis 0,25% ke level US$ 50,95 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam dua sesi perdagangan sebelumnya, minyak jatuh hingga 5,9% dan bertengger di US$ 50,82 per barel pada Selasa (10/1) atau level terendah sejak 7 Desember lalu. Energy Information Administration (EIA) meningkatkan proyeksi untuk produksi minyak AS tahun ini menjadi 9 juta barel per hari dari sebelumnya 8,78 barel per hari. Sementara laporan terpisah EIA yang akan dirilis malam ini menunjukkan kenaikan produksi minyak AS pekan lalu. Berdasarkan survei Bloomberg, cadangan minyak AS pekan lalu akan naik 1,5 juta barel.
Minyak masih mendekati level terendah satu bulan
JAKARTA. Harga minyak masih sulit menanjak setelah mencatatkan level terendah dalam sebulan terakhir. Investor mencermati sinyal kenaikan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) di tengah pembatasan produksi OPEC dan produsen lainnya. Mengutip Bloomberg, Rabu (11/1) pukul 13.16 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange hanya menguat tipis 0,25% ke level US$ 50,95 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam dua sesi perdagangan sebelumnya, minyak jatuh hingga 5,9% dan bertengger di US$ 50,82 per barel pada Selasa (10/1) atau level terendah sejak 7 Desember lalu. Energy Information Administration (EIA) meningkatkan proyeksi untuk produksi minyak AS tahun ini menjadi 9 juta barel per hari dari sebelumnya 8,78 barel per hari. Sementara laporan terpisah EIA yang akan dirilis malam ini menunjukkan kenaikan produksi minyak AS pekan lalu. Berdasarkan survei Bloomberg, cadangan minyak AS pekan lalu akan naik 1,5 juta barel.