NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh seiring lonjakan harga minyak hingga ke US$ 100 per barel. Apalagi, laporan laba emiten yang di bawah perkiraan pasar kian menyeret pasar saham.Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,6% ke 1.307,40 pada pukul 4 sore di New York. Indeks patokan saham AS ini sudah urun 2,7% dalam dua hari terakhir, dan merupakan penurunan terbesarnya dalam enam bulan. Sementara, Dow Jones Industrial Average jatuh 0,9% ke 12.105,78. Kemarin, minyak WTI di New York sempat melesat ke US$ 100 per barel, yang tertinggi sejak Oktober 2008. Kenaikan ini dipicu ketegangan di Timur Tengah dan Afrika Utara yang mengancam terganggunya ekspor minyak. Mantan asisten Muammar Qaddafi mengatakan, pemberontakan dapat menyebar dan menggulingkan rezim Qaddafi dalam beberapa hari ke depan.Nomura Holdings Inc menyebut, minyak bisa ke US$ 220 sebarel, jika kerusuhan politik di Afrika Utara menyebabkan terhentinya ekspor dari Libya dan Aljazair. Michael Holland dari Holland & Co bilang, pasar selalu melihat ke depan. Itu sebabnya mereka bereaksi negatif terhadap lonjakan harga minyak. "Harga yang lebih tinggi menjadi tantangan bagi prospek pertumbuhan ekonomi. Bahkan ketika laba perusahaan dan indikator ekonomi AS lebih baik dari perkiraan," ujarnya. Analis Morgan Stanley menambahkan, kenaikan tajam harga minyak menimbulkan ancaman terbesar bagi pertumbuhan, karena tiba-tiba memukul daya beli konsumen. Sektor yang sangat terpengaruh pertumbuhan ekonomi seperti industri, konsumsi, dan teknologi, memimpin kejatuhan indeks S & P 500, hari ini. Adapun saham produsen komputer terbesar Hewlett-Packard Co. jatuh 9,6% setelah merilis laba di kuartal kedua menjadi US$ 1,21 per saham. Jumlah ini dibawah perkiraan analis yang memprediksii US$ 1,26 per saham. Ford Motor Co terbenam 2,4% setelah mengumumkan penarikan kembali 144.000 truk pickup.
Minyak melesat ke US$ 100 per barel, Dow Jones dan S&P 500 terseret
NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh seiring lonjakan harga minyak hingga ke US$ 100 per barel. Apalagi, laporan laba emiten yang di bawah perkiraan pasar kian menyeret pasar saham.Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,6% ke 1.307,40 pada pukul 4 sore di New York. Indeks patokan saham AS ini sudah urun 2,7% dalam dua hari terakhir, dan merupakan penurunan terbesarnya dalam enam bulan. Sementara, Dow Jones Industrial Average jatuh 0,9% ke 12.105,78. Kemarin, minyak WTI di New York sempat melesat ke US$ 100 per barel, yang tertinggi sejak Oktober 2008. Kenaikan ini dipicu ketegangan di Timur Tengah dan Afrika Utara yang mengancam terganggunya ekspor minyak. Mantan asisten Muammar Qaddafi mengatakan, pemberontakan dapat menyebar dan menggulingkan rezim Qaddafi dalam beberapa hari ke depan.Nomura Holdings Inc menyebut, minyak bisa ke US$ 220 sebarel, jika kerusuhan politik di Afrika Utara menyebabkan terhentinya ekspor dari Libya dan Aljazair. Michael Holland dari Holland & Co bilang, pasar selalu melihat ke depan. Itu sebabnya mereka bereaksi negatif terhadap lonjakan harga minyak. "Harga yang lebih tinggi menjadi tantangan bagi prospek pertumbuhan ekonomi. Bahkan ketika laba perusahaan dan indikator ekonomi AS lebih baik dari perkiraan," ujarnya. Analis Morgan Stanley menambahkan, kenaikan tajam harga minyak menimbulkan ancaman terbesar bagi pertumbuhan, karena tiba-tiba memukul daya beli konsumen. Sektor yang sangat terpengaruh pertumbuhan ekonomi seperti industri, konsumsi, dan teknologi, memimpin kejatuhan indeks S & P 500, hari ini. Adapun saham produsen komputer terbesar Hewlett-Packard Co. jatuh 9,6% setelah merilis laba di kuartal kedua menjadi US$ 1,21 per saham. Jumlah ini dibawah perkiraan analis yang memprediksii US$ 1,26 per saham. Ford Motor Co terbenam 2,4% setelah mengumumkan penarikan kembali 144.000 truk pickup.