SINGAPURA. Harga minyak belum ada tanda-tanda membaik. Malah hari ini, harga si emas hitam sempat menyentuh level di bawah US$ 36 per barel. Penurunan harga minyak ini tentu saja ikut mempengaruhi merosotnya harga si kuning kinclong. Selain itu, semakin menguatnya dolar juga membuat emas semakin ditinggalkan investor. Hari ini, harga emas merosot 0,9% menjadi US$ 845,55 per troy ounce. ”Pergerakan emas sedang terhenti setelah mengalami kenaikan tercepat akibat tingginya permintaan untuk investasi. Meski demikian, adanya penurunan yang tajam pada emas akan memberikan kesempatan kepada investor untuk mencari aset-aset yang aman di tengah krisis global,” jelas Tatsuo Kageyama, analis Kanetsu Asset Management di Tokyo. Pada pukul 11.40 waktu Tokyo, harga emas untuk kontrak pengantaran cepat diperdagangkan pada level US$ 850,42 per troy ounce. Padahal, pada 17 Desember lalu, harga emas sempat mencapai posisi US$ 882,09 per troy ounce. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 10 Oktober seiring penurunan suku bunga oleh the Federal Reserve yang menuju 0%.
Minyak Melorot, Emas Ikut-Ikutan Jeblok
SINGAPURA. Harga minyak belum ada tanda-tanda membaik. Malah hari ini, harga si emas hitam sempat menyentuh level di bawah US$ 36 per barel. Penurunan harga minyak ini tentu saja ikut mempengaruhi merosotnya harga si kuning kinclong. Selain itu, semakin menguatnya dolar juga membuat emas semakin ditinggalkan investor. Hari ini, harga emas merosot 0,9% menjadi US$ 845,55 per troy ounce. ”Pergerakan emas sedang terhenti setelah mengalami kenaikan tercepat akibat tingginya permintaan untuk investasi. Meski demikian, adanya penurunan yang tajam pada emas akan memberikan kesempatan kepada investor untuk mencari aset-aset yang aman di tengah krisis global,” jelas Tatsuo Kageyama, analis Kanetsu Asset Management di Tokyo. Pada pukul 11.40 waktu Tokyo, harga emas untuk kontrak pengantaran cepat diperdagangkan pada level US$ 850,42 per troy ounce. Padahal, pada 17 Desember lalu, harga emas sempat mencapai posisi US$ 882,09 per troy ounce. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 10 Oktober seiring penurunan suku bunga oleh the Federal Reserve yang menuju 0%.