Minyak mencapai level tertinggi tiga tahun setelah OPEC+ tetap pada rencana produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah berjangka Brent mencapai level tertinggi tiga tahun pada hari Selasa (5/10). Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendekati level puncak 2014 setelah kelompok produsen OPEC+ tetap pada peningkatan produksi yang direncanakan daripada memompa lebih banyak produksi minyak mentah.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 1,6% pada US$82,56 per barel, setelah naik 2,5% pada hari Senin. Harga minyak WTI ditutup naik 1,7% ke US$ 78,93 per barel setelah naik 2,3% pada sesi sebelumnya.

OPEC+ setuju pada bulan Juli untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan hingga setidaknya April 2022 untuk menghapus 5,8 juta barel per hari dari pengurangan produksi yang ada.


Baca Juga: Wall Street berakhir naik tajam setelah sahm Big Tech bangkit kembali

Harga minyak telah melonjak lebih dari 50% tahun ini, menambah tekanan inflasi yang dikhawatirkan negara-negara konsumen minyak mentah seperti Amerika Serikat dan India akan menggagalkan pemulihan dari pandemi Covid-19.

Komite Teknis Bersama OPEC+ (JTC) mengatakan akhir bulan lalu bahwa mereka memperkirakan defisit pasokan 1,1 juta barel per hari tahun ini, yang dapat berubah menjadi surplus 1,4 juta barel per hari tahun depan.

Terlepas dari tekanan untuk meningkatkan produksi, OPEC+ khawatir bahwa gelombang global keempat infeksi Covid-19 dapat menekan pemulihan permintaan, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters sedikit sebelum pemungutan suara.

"Pergerakan (harga) terlihat agak terlalu besar mengingat para menteri baru saja menegaskan kembali keputusan yang diumumkan pada bulan Juli, tetapi itu menunjukkan betapa ketatnya pasar, memperkuat pandangan kami tentang aksi harga asimetris dengan risiko condong ke sisi atas pada tingkat persediaan ini," Barclays kata dalam sebuah catatan.

Baca Juga: OPEC+ Pertahankan Pengendalian Produksi, Kenaikan Harga Minyak Terhenti di Sesi Pagi

Sementara itu, persediaan minyak mentah dan sulingan AS kemungkinan akan turun pekan lalu, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan.

Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah turun sekitar 300.000 barel dalam seminggu hingga 1 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto