JAKARTA. Kejatuhan harga minyak mentah terus berlanjut. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/3) pukul 18.10 WIB, minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2016 di New York Merchantile Exchange tumbang 2,34% ke level US$ 38,86 per barel. Banyak katalis negatif yang membalut pergerakan harga minyak WTI. Pertama, penguatan dollar AS menyusul optimisme dari para pejabat The Fed tentang peluang kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Imbasnya, harga minyak yang diperdagangkan dalam dollar AS pun tersungkur. Kedua, penolakan beberapa negara produsen minyak seperti Libia, Brazil, Argentina dan Iran untuk bergabung dalam pertemuan di Doha, Qatar 17 April 2016. Pelaku pasar menduga hal tersebut bisa menjadi pemicu jauhnya kata sepakat di antara para produsen untuk menahan produksi.
Minyak mentah terpukul penguatan dollar
JAKARTA. Kejatuhan harga minyak mentah terus berlanjut. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/3) pukul 18.10 WIB, minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2016 di New York Merchantile Exchange tumbang 2,34% ke level US$ 38,86 per barel. Banyak katalis negatif yang membalut pergerakan harga minyak WTI. Pertama, penguatan dollar AS menyusul optimisme dari para pejabat The Fed tentang peluang kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Imbasnya, harga minyak yang diperdagangkan dalam dollar AS pun tersungkur. Kedua, penolakan beberapa negara produsen minyak seperti Libia, Brazil, Argentina dan Iran untuk bergabung dalam pertemuan di Doha, Qatar 17 April 2016. Pelaku pasar menduga hal tersebut bisa menjadi pemicu jauhnya kata sepakat di antara para produsen untuk menahan produksi.