Minyak Naik Tipis di Tengah Harapan Pertumbuhan China



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak stabil di perdagangan Asia pada hari ini, didukung oleh harapan rebound ekonomi yang kuat di China akan mendorong permintaan bahan bakar, mengimbangi kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS lebih lanjut yang berpotensi mengganggu permintaan di ekonomi terbesar dunia itu.

Selasa (28/2) pukul 11.30 WIB, harga minyak Brent berjangka untuk kontrak pengiriman April 2023, yang akan berakhir pada hari ini, naik 14 sen menjadi US$ 82,59 per barel. Sementara, harga Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2023 yang lebih aktif menguat 17 sen menjadi US$ 82,21 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontak April 2023 naik 21 sen menjadi US$ 75,89 per barel.


Kontrak berjangka Brent dan WTI sama-sama berada di jalur untuk penurunan bulanan masing-masing sekitar 2,2% dan 3,8%, dengan WTI kemungkinan akan mencapai penurunan beruntun empat bulan.

Baca Juga: Harga Minyak Mulai Stabil Usai Tertekan Kekhawatiran Berlanjutnya Kenaikan Suku Bunga

Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan, dengan pasar menunggu data penting selama dua hari ke depan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan aktivitas pabrik di ekonomi terbesar kedua dunia itu tumbuh pada Februari.

"Pemulihan ekonomi China akan mendorong permintaannya untuk komoditas lebih tinggi dengan posisi minyak yang paling diuntungkan," analis JPMorgan dalam catatan klien.

Analis minyak JPMorgan mempertahankan perkiraan harga rata-rata 2023 mereka untuk minyak mentah berjangka Brent di US$ 90 per barel.

Namun ancaman lebih banyak kenaikan suku bunga AS menyusul pesanan baru yang lebih kuat dari perkiraan untuk barang modal inti manufaktur AS pada bulan Januari, membatasi kenaikan, dengan Gubernur Federal Reserve AS Philip Jefferson mengatakan inflasi untuk jasa tetap "sangat tinggi."

"Angka inflasi yang lebih kuat dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang telah membatasi permintaan di AS," kata analis ANZ dalam catatan klien.

Pasar akan menantikan data stok minyak AS terbaru dari kelompok industri American Petroleum Institute pada hari Selasa dan Administrasi Informasi Energi pemerintah pada hari Rabu untuk indikator permintaan lebih lanjut.

Baca Juga: IHSG Melemah Tipis ke 6.848,3 di Akhir Sesi Pertama, Sektor Teknologi Loyo

Sebuah jajak pendapat Reuters awal menunjukkan analis memperkirakan stok minyak mentah tumbuh sebesar 400.000 barel dalam seminggu hingga 24 Februari, yang akan menandai peningkatan minggu kesepuluh berturut-turut.

Tujuh analis yang disurvei juga memperkirakan stok bensin naik sekitar 700.000 barel. Persediaan sulingan, yang meliputi diesel dan minyak pemanas, diperkirakan turun sekitar 500.000 barel minggu lalu.

Analis OANDA Edward Moya mengatakan dalam sebuah catatan bahwa tanda-tanda bahwa permintaan membaik akan memberikan katalis untuk mengirim WTI di atas tertinggi minggu lalu di US$ 77,51.

Editor: Anna Suci Perwitasari