JAKARTA. Harga minyak mentah kembali mendidih. Rilis data persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) yang menurun di pekan lalu menjadi salah satu penyebabnya. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2013, Kamis (6/6) pukul 15.00 WIB di Bursa Nymex, menguat 0,38% menjadi US$ 94,10 per barel dibanding harga sehari sebelumnya. Ini merupakan harga tertinggi sejak sepekan terakhir. Namun, jika dibanding sebulan lalu, harga minyak tercatat terkoreksi sebesar 2,37%. Rilis Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, persediaan minyak di AS turun sebesar 6,3 juta barel pada pekan lalu. Ini penurunan terbesar sejak Desember 2012. Cadangan minyak mentah di Cushing, Oklahoma yang merupakan titik penyimpanan dan pengiriman minyak terbesar di AS juga turun sebesar 484.000 menjadi 50 juta barel di pekan lalu.
Selain itu, kapasitas kilang minyak AS yang beroperasi juga naik sebesar 2% menjadi 88,4%. Perusahaan cenderung meningkatkan operasional kilang untuk menyiapkan peningkatan permintaan bahan bakar minyak (BBM) di musim panas. Bergerak mendatar Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures, mengatakan, harga minyak saat ini juga mendapatkan topangan dari krisis Suriah. Itu, dikhawatirkan akan menganggu proses produksi dan distribusi sehingga membuat harga minyak melonjak.