Minyak tergelincir jelang akhir pekan, WTI bertahan di US$ 71,68 per barel



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak melemah pada perdagangan hari ini, namun siap untuk mengakhiri pekan dengan sebagian besar stabil usai penurunan tajam di awal pekan ini. Pergerakan minyak didukung oleh ekspektasi bahwa pasokan akan tetap ketat karena permintaan global pulih.

Jumat (23/7) pukul 12/50 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 turun 0,3%, menjadi US$ 73,56 per barel, setelah melonjak 2,2% pada hari Kamis (22/7). Untuk minggu ini, Brent siap mengakhiri pekan secara mendatar. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 juga melemah 0,3% ke US$ 71,68 per barel, menyusul kenaikan 2,3% pada sesi sebelumnya. Namun, WTI menuju pelemahan mingguan sebesar 0,2%.


Harga minyak dan aset berisiko lainnya jatuh awal pekan ini di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari melonjaknya kasus Covid-19 varian Delta di Amerika Serikat (AS0, Inggris, Jepang, dan di negara lainnya.

Bahkan, kedua kontrak acuan minyak itu ambles US$ 6 pada hari Senin (19/7), tetapi telah menutup semua pelemahan tersebut karena investor memperkirakan permintaan minyak mentah secara keseluruhan tetap kuat, didorong oleh penurunan stok minyak yang berkelanjutan dan meningkatnya tingkat vaksinasi.

Baca Juga: Harga minyak bertahan di atas US$ 70 per barel jelang akhir pekan

Namun, "ancaman varian Delta yang memperlambat pemulihan ekonomi global masih jauh dari hilang," kata Vandana Hari, Energy Analyst Vanda Insights.

"Paling tidak, kekhawatiran yang tersisa akan membatasi kenaikan harga minyak mentah di luar level saat ini. Paling buruk, itu bisa kembali ke pukulan harga lagi," kata Hari.

Pertumbuhan permintaan diperkirakan akan melampaui pasokan baru, menyusul kesepakatan OPEC+, untuk menambah kembali 400.000 barel per hari setiap bulan dari Agustus hingga Desember 2021 mendatang.

"Dengan permintaan yang tertahan, pasar mulai merasakan peningkatan 400.000 barel per hari di OPEC (OPEC+) tidak akan cukup untuk menjaga keseimbangan pasar. Persediaan terus turun, baik di AS maupun di seluruh OECD," analis ANZ Research kata dalam sebuah catatan.

Analis yang telah menaikkan perkiraan harga untuk sisa tahun ini mengatakan mereka melihat kenaikan tingkat vaksinasi membatasi dampak lonjakan infeksi varian Delta.

"Kami terus melihat harga minyak melacak lebih tinggi pada semester kedua 2021 karena pertumbuhan permintaan minyak melampaui pertumbuhan pasokan," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan. 

CBA pun masih mempertahankan proyeksi harga Brent akan naik menjadi US$ 85 per barel pada kuartal IV-2021 mendatang.

Selanjutnya: IHSG melemah ke 6.094 pada akhir sesi I, Jumat (23/7) meski asing catat net buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari