KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang mengikuti koreksi pada harga minyak mentah. Adapun, melemahnya harga minyak setelah International Energy Agency (IEA) menyebut harga di atas US$ 100 per barel akan mulai menyulitkan ekonomi global. Hal ini memicu surutnya permintaan minyak nabati dan bahan bakar. Kemarin, minyak jatuh 3,3%, yang merupakan penurunan dua hari terbesar hampir dalam 11 bulan terakhir.Kontrak CPO untuk pengiriman Juni sempat tumbang 2,1% ke level RM 3.302 atau setara US$ 1.089 per ton, pada pukul 9.57 WIB, hari ini. Ini level terendahnya sejak 31 Maret. Adapun, hingga 11.57 WIB, harganya masih tertekan di RM 3.315 atau US$ 1.094,6 per ton.Direktur Pelindung Bestari Sdn. Paramalingam Subramaniam menyebut, koreksi minyak mentah cukup besar, begitu pula dengan semua komoditas yang diperdagangkan di Chicago. "Namun, krisis Timur Tengah belum berakhir, dan ini akan bertahan untuk waktu yang cukup panjang," ujarnya.Sementara, kemarin, Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry mengatakan, kenaikan produksi minyak sawit mungkin akan memicu harga CPO ke bawah RM 3.000 per ton, sebelum naik karena permintaan untuk biofuel. Malaysian Palm Oil Board merilis data produksi CPO Malaysia naik 29% pada Maret menjadi 1,42 juta ton. Ini peningkatan terpesat sejak Juni 1999.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Minyak terkoreksi tajam, harga CPO tumbang hingga 2,1%
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang mengikuti koreksi pada harga minyak mentah. Adapun, melemahnya harga minyak setelah International Energy Agency (IEA) menyebut harga di atas US$ 100 per barel akan mulai menyulitkan ekonomi global. Hal ini memicu surutnya permintaan minyak nabati dan bahan bakar. Kemarin, minyak jatuh 3,3%, yang merupakan penurunan dua hari terbesar hampir dalam 11 bulan terakhir.Kontrak CPO untuk pengiriman Juni sempat tumbang 2,1% ke level RM 3.302 atau setara US$ 1.089 per ton, pada pukul 9.57 WIB, hari ini. Ini level terendahnya sejak 31 Maret. Adapun, hingga 11.57 WIB, harganya masih tertekan di RM 3.315 atau US$ 1.094,6 per ton.Direktur Pelindung Bestari Sdn. Paramalingam Subramaniam menyebut, koreksi minyak mentah cukup besar, begitu pula dengan semua komoditas yang diperdagangkan di Chicago. "Namun, krisis Timur Tengah belum berakhir, dan ini akan bertahan untuk waktu yang cukup panjang," ujarnya.Sementara, kemarin, Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry mengatakan, kenaikan produksi minyak sawit mungkin akan memicu harga CPO ke bawah RM 3.000 per ton, sebelum naik karena permintaan untuk biofuel. Malaysian Palm Oil Board merilis data produksi CPO Malaysia naik 29% pada Maret menjadi 1,42 juta ton. Ini peningkatan terpesat sejak Juni 1999.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News