Minyak tertekan aksi ambil untung



JAKARTA. Harga minyak melemah selama dua hari berturut-turut, menyusul hasil negatif data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan adanya perkiraan kenaikan cadangan minyak AS di pekan ini.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2013 di Bursa Nymex, Selasa (2/4) pukul 16.43 WIB, turun 0,12% menjadi US$ 96,95 per barel, dibanding sehari sebelumnya.

Angka indeks manufaktur yang dirilis oleh Institute for Supply Management's (ISM) di luar perkiraan pelaku pasar. Indeks manufaktur AS bulan Maret turun menjadi 51,2 dari bulan Februari 54,2. Sebelumnya, pasar memprediksi indeks manufaktur akan tetap.


Menurunnya harga minyak juga disebabkan oleh perkiraan naiknya cadangan minyak mingguan AS. Survey Bloomberg terhadap beberapa analis menunjukkan adanya perkiraan naiknya cadangan minyak sebanyak 2,3 juta barel.

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, penurunan harga minyak saat ini memang karena rilis indeks manufaktur AS yang negatif, setelah sebelumnya ada aksi ambil untung di awal pekan.

Menurut Nizar, perkembangan ini tidak terduga. Sebelumnya, banyak analis yang optimistis indeks manufaktur AS akan tetap. "Hal ini menyebabkan pergerakan harga minyak semakin tidak pasti, menyusul adanya perkiraan naiknya cadangan minyak AS, yang jika benar maka akan semakin menekan harga minyak," kata Nizar.

Namun, Nizar menambahkan, penurunan harga minyak ini hanyalah penurunan terbatas. Harga minyak sebenarnya masih cukup tinggi, walaupun selama dua hari berturut-turut terkoreksi. "Pelaku pasar memanfaatkan informasi indeks manufaktur AS untuk menurunkan harga, yang di akhir pekan lalu sudah ditutup tinggi, di level US$ 97,23 per barel," kata Nizar.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri menambahkan, pergerakan harga minyak masih cenderung sideways. Adanya aksi ambil untung di awal pekan serta respon negatif pasar terhadap rilis data ekonomi cukup wajar. Lagipula, harga minyak sampai akhir Maret sudah cukup tinggi.

Menurut Kiswoyo, penentu pergerakan harga minyak sampai akhir pekan nanti adalah data cadangan minyak AS. Jika stok minyak AS benar-benar naik, maka koreksi lanjutan bisa terjadi.

Nizar memprediksi, harga minyak masih berada dalam tekanan, dengan pergerakan di kisaran US$ 95-US$ 97 per barel sampai akhir pekan ini. Kiswoyo menduga, penurunan terbatas harga minyak di US$ 95-US$ 98 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati