NEW YORK. Harga minyak dunia ditutup bervariasi pada Senin atau Selasa (10/3) pagi WIB, di pasar yang tertekan oleh penguatan dollar dan berlanjutnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak mentah global. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 39 sen menjadi berakhir pada US$50 per barel di New York Stock Exchange. Sedangkan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, kontrak berjangka utama global, merosot US$1,20 menjadi menetap di US$58,53 per barel.
"Mungkin ini minggu baru tetapi yang rumit minyak mentah sedang mempertimbangkan masalah yang sama -- peningkatan produksi dan persediaan yang cepat terhadap potensi meningkatnya permintaan dan penurunan persediaan," kata Matt Smith dari Schneider Electric. Kedua kontrak WTI dan Brent telah mencetak kerugian pada Jumat lalu, karena dollar melonjak didorong laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan, sehingga meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tingkat nol pada sekitar Pertengahan tahun. Sebuah greenback yang kuat membuat minyak yang dihargakan dalam dollar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, sehingga menekan permintaan turun. Kyle Cooper dari IAF Advisors mencatat bahwa "spread" atau selisih harga antara kedua kontrak baru-baru ini menyempit dari perbedaan pada Februari yang mencapai lebih dari US$12. "Kami telah melihat gerakan yang mendukung Brent untuk beberapa hari terakhir, dan sekarang itu berbalik," kata Cooper, yang menambahkan ia tidak bisa menjelaskan mengapa WTI lebih tinggi. "Saya menggaruk-garuk kepala saya untuk menemukan sesuatu, selain pasar ekuitas yang kuat," katanya. Indeks saham unggulan (blue-chip) Dow Jones Industrial Average naik hampir satu % pada akhir perdagangan Senin sore. Phil Flynn dari Price Futures Group mengatakan pasar telah mendapatkan tempat yang stabil karena mempertimbangkan fundamental "bearish" jangka pendek dengan tanda-tanda yang menunjukkan sebuah peningkatan permintaan akhir tahun ini. "Meskipun Anda tidak bisa melawan Fed atau nilai dollar, hakekatnya bahwa dengan lebih dari separuh dunia sedang merangsang ekonominya dan pertumbuhan AS ditetapkan berlanjutnya adalah pertanda baik untuk permintaan minyak," kata Flynn dalam sebuah catatan penelitian. Sementara itu, beberapa analis menilai harga minyak mentah AS berbalik naik (rebound) karena investor kembali mengevaluasi dampak data pekerjaan Februari yang kuat. Jumlah tenaga kerja non pertanian bertambah 295.000 pada Februari, jauh di atas ekspektasi pasar, dan tingkat pengangguran turun tipis menjadi 5,5 %, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan dalam sebuah laporan Jumat lalu. Investor membeli saat harga murah setelah penurunan tajam minggu lalu. Pada sesi lalu, harga minyak merosot dua % setelah rilis laporan pekerjaan AS.
Namun, membanjirnya pasokan global terus membebani pasar, terutama minyak Brent. Produksi minyak mentah AS mencapai 9,324 juta barel per hari pada pekan lalu, tingkat tertinggi sejak 1983, menurut Badan Informasi Energi, lengan statistik Departemen Energi AS. Sementara itu, ada sedikit tanda bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang mempertahankan kuota produksi kolektifnya pada 30 juta barel per hari, akan memangkas produksinya dalam merespon penurunan harga minyak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto