Minyak WTI naik di tengah insiden kapal kargo



NEW YORK. Harga minyak mentah dunia diperdagangkan bervariasi pada Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah laporan bahwa Iran telah menyita sebuah kapal kargo di perairan teritorial Iran di Selat Hormuz yang strategis, rute transit utama minyak.

Kontrak berjangka AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, bertambah tujuh sen, menjadi berakhir di 57,06 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni menetap di 64,64 dollar AS per barel, merosot 19 sen dari tingkat penutupan Senin.


Harga minyak, yang telah diperdagangkan di wilayah negatif, berbalik naik atau rebound setelah dilaporkan bahwa Iran memerintahkan kapal kargo Maersk Tigris berbendera Marshall Islands untuk berlabuh di Bandar Abbas pada Selasa karena perselisihan komersial.

Para pejabat pertahanan AS mengatakan Tigris dipaksa berlabuh setelah sebuah kapal angkatan laut Iran "melepaskan tembakan" di samping haluan kapal. Militer AS memerintahkan sebuah kapal perusak angkatan lautnya ke wilayah tersebut.

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan itu karena Arab Saudi dan sekutu Teluk-nya mengobarkan operasi militer serangan udara terhadap pemberontak Huthi di Yaman yang didukung Iran.

"Ini bisa menjadi beberapa bentuk pernyataan politik yang menekankan ketidakpuasan Iran terhadap aktivitas koalisi Saudi," Richard Mallinson, analis geopolitik konsultan Energy Aspects mengatakan kepada AFP.

Hampir sepertiga dari minyak diperdagangkan di dunia melewati Selat Hormuz yang sempit, yang menghubungkan Teluk kaya minyak ke Samudera Hindia.

Para pedagang sedang menunggu laporan persediaan mingguan AS dari Departemen Energi AS pada Rabu. Stok diperkirakan telah meningkat 2,5 juta barel ke rekor baru dalam pekan yang berakhir 17 April menurut survei para ahli oleh Bloomberg News.

Stok minyak mentah naik menjadi 489 juta barel pada minggu sebelumnya, tingkat tertinggi dalam lebih dari 80 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto