JAKARTA. Harga minyak sempat menyentuh level US$ 50 per barel untuk pertama kali sejak Mei. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menyatakan akan bertemu pekan ini untuk membahas mengapa beberapa negara tertinggal dalam memenuhi janji pemangkasan produksi. Menguat Bloomberg, Senin (31/7) harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,7% ke level US$ 50,06 per barels sebelum diperdagangkan di US$ 49,87 per barel pada pukul 12.01 waktu Tokyo. Anggota OPEC dan rekanannya merencanakan pertemuan di Abu Dhabi yang diketuai oleh Kuwait dan Rusia. Pertemuan tersebut dilakukan setelah Arab Saudi menyatakan akan menekan beberapa negara yang tidak mematuhi kesepakatan pemangkasan produksi. Sementara Amerika Serikat (AS) mengaku sedang mempertimbangkan pemberiang sanksi terhadap industri minyak Venezuela, seperti dikutip Wall Street Journal. Harga minyak menguat 8,6% pada pekan lalu, naik di atas rata - rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Mei. Kekhawatiran bahwa pemangkasan produksi OPEC akan diimbangi oleh kenaikan produksi negara lain mulai mereda. Berdasarkan data Baker Hughes Inc. akhir pekan lalu rig pengeboran minyak AS bertambah dua menjadi 766 rig. "Pasar mengamati dengan seksama kepatuhan terhadap pemangkasan produksi,' kata Daniel Hynes, Analis Australia & New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Senin (31/7).
Minyak WTI sentuh US$ 50 per barel
JAKARTA. Harga minyak sempat menyentuh level US$ 50 per barel untuk pertama kali sejak Mei. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menyatakan akan bertemu pekan ini untuk membahas mengapa beberapa negara tertinggal dalam memenuhi janji pemangkasan produksi. Menguat Bloomberg, Senin (31/7) harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,7% ke level US$ 50,06 per barels sebelum diperdagangkan di US$ 49,87 per barel pada pukul 12.01 waktu Tokyo. Anggota OPEC dan rekanannya merencanakan pertemuan di Abu Dhabi yang diketuai oleh Kuwait dan Rusia. Pertemuan tersebut dilakukan setelah Arab Saudi menyatakan akan menekan beberapa negara yang tidak mematuhi kesepakatan pemangkasan produksi. Sementara Amerika Serikat (AS) mengaku sedang mempertimbangkan pemberiang sanksi terhadap industri minyak Venezuela, seperti dikutip Wall Street Journal. Harga minyak menguat 8,6% pada pekan lalu, naik di atas rata - rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Mei. Kekhawatiran bahwa pemangkasan produksi OPEC akan diimbangi oleh kenaikan produksi negara lain mulai mereda. Berdasarkan data Baker Hughes Inc. akhir pekan lalu rig pengeboran minyak AS bertambah dua menjadi 766 rig. "Pasar mengamati dengan seksama kepatuhan terhadap pemangkasan produksi,' kata Daniel Hynes, Analis Australia & New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Senin (31/7).