MELBOURNE. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tertekan untuk kali pertama dalam tiga hari terakhir, pada transaksi hari ini (26/6). Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 11.00 waktu London, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Agustus berada di posisi US$ 94,81 per barel atau turun 51 sen di New York Mercantile Exchange. Pada transaksi sebelumnya, harga minyak sempat turun sebesar US$ 1,05. Kemarin, harga kontrak minyak turun 14 sen menjadi US$ 95,32 per barel, level tertinggi sejak 20 Juni lalu. Penurunan harga minyak terjadi setelah data industri menunjukkan cadangan minyak AS masih tetap mendekati level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Asal tahu saja, data yang dirilis American Petroleum Institute menunjukkan, cadangan minyak AS hanya turun sebanyak 28.000 barel pada pekan lalu menjadi 392 juta barel. Angka ini tidak berbeda jauh dengan posisi cadangan minyak awal bulan ini yang naik ke posisi 396,3 juta barel, terbanyak sejak Juli 1981. Sementara, hasil survei Bloomberg menunjukkan, data yang dirilis Department of Energy (DOE) pada hari ini akan menunjukkan penurunan pada cadangan minyak sebanyak 1,75 juta barel. "Hari ini, pelaku pasar minyak akan fokus pada data DOE. Akan menjadi sangat penting untuk melihat apakah terjadi penurunan pada cadangan minyak, karena hal ini bisa menjadi faktor penggerak harga minyak," jelas Bjornar Tonhaugen, senior commodities analyst Nordea Markets dari Oslo. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Minyak WTI turun untuk kali pertama dalam 3 hari
MELBOURNE. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tertekan untuk kali pertama dalam tiga hari terakhir, pada transaksi hari ini (26/6). Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 11.00 waktu London, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Agustus berada di posisi US$ 94,81 per barel atau turun 51 sen di New York Mercantile Exchange. Pada transaksi sebelumnya, harga minyak sempat turun sebesar US$ 1,05. Kemarin, harga kontrak minyak turun 14 sen menjadi US$ 95,32 per barel, level tertinggi sejak 20 Juni lalu. Penurunan harga minyak terjadi setelah data industri menunjukkan cadangan minyak AS masih tetap mendekati level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Asal tahu saja, data yang dirilis American Petroleum Institute menunjukkan, cadangan minyak AS hanya turun sebanyak 28.000 barel pada pekan lalu menjadi 392 juta barel. Angka ini tidak berbeda jauh dengan posisi cadangan minyak awal bulan ini yang naik ke posisi 396,3 juta barel, terbanyak sejak Juli 1981. Sementara, hasil survei Bloomberg menunjukkan, data yang dirilis Department of Energy (DOE) pada hari ini akan menunjukkan penurunan pada cadangan minyak sebanyak 1,75 juta barel. "Hari ini, pelaku pasar minyak akan fokus pada data DOE. Akan menjadi sangat penting untuk melihat apakah terjadi penurunan pada cadangan minyak, karena hal ini bisa menjadi faktor penggerak harga minyak," jelas Bjornar Tonhaugen, senior commodities analyst Nordea Markets dari Oslo. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News