Mirae Asset Percaya IHSG Menuju 7.600, Ini Rekomendasi Saham di Semester II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pasar saham di semester II-2023 bisa terancam. Ini seiring dengan rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan kembali menaikkan suku bunga menjadi 5.75% dari posisi saat ini sebesar 5.25%. 

Rencana The Fed tersebut menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy dalam riset menjelaskan hal ini berpotensi memicu aliran modal keluar dari pasar-pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun di lain sisi, kenaikan suku bunga yang agresif selama setahun terakhir dapat menyebabkan perlambatan ekonomi dan resesi. 

Kondisi ini menurut Hardy bisa membuka kemungkinan bagi The Fed untuk akhirnya melonggarkan kebijakan moneter. "Investor di pasar modal Indonesia tidak perlu terlalu khawatir tentang aliran modal keluar, mengingat investor asing hanya memegang sekitar 15% di pasar obligasi pemerintah dan berkontribusi hanya sekitar 35% dari nilai perdagangan saham harian," jelas Hardy dalam riset 5 Juli 2023. Porsi asing ini jauh lebih kecil dari saat kepanikan saat tapering pada 10 tahun lalu dimana posisi asing di pasar obligasi sebesar 35% dan saham mencapai 45%. 


Baca Juga: Inflasi Melandai, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik untuk Semester II-2023

Hardy menambahkan, penanaman modal asing pun terlihat meningkat sejak pelarangan ekspor bijih nikel. Cadangan valas dan neraca dagang Indonesia juga tercatat di level tertinggi. Meski begitu ada beberapa data lain seperti penyaluran kredit masih melemah, inflasi melemah menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi mendorong BI menahan bunga tetap yang tetap bisa menjadi faktor risiko.  

Pada semester dua tahun ini, Hardy memperkirakan, masih ada peluang IHSG kembali menguat. Ini karena produktivitas di sektor-sektor seperti logistik, manufaktur, dan otomotif akan lebih optimal. Ini karena jumlah hari libur yang lebih sedikit. Sementara harga energi dan logam dasar masih menghadapi tekanan, namun harga soft commodity berpotensi menguat jika El Niño datang lebih awal dan berlangsung lama. 

Di samping itu, yield obligasi Indonesia dapat turun di bawah 6% jika inflasi mereda, suku bunga dipertahankan, dan surplus neraca perdagangan tetap terjaga. 

Sementara tingkat belanja konsumen diperkirakan tumbuh kuat seiring dengan pencabutan status pandemi. 

Baca Juga: Ini Prediksi IHSG untuk Perdagangan Kamis (6/7)

Karena itu, Hardy percaya IHSG akan menuju ke 7.600 mencerminkan PER di 15,5x tahun 2023. Meskipun memiliki ROE yang superior sebesar 13.2%, IHSG diperdagangkan dengan rasio PER yang lebih rendah dibandingkan FTSE Bursa Malaysia dan SET Thailand. 

Target IHSG Mirae Asset Sekuritas lebih lebih rendah 1% dari semula akibat penurunan harga komoditas yang berkepanjangan. "Dari sisi portofolio kami dimulai pada tanggal 11 Mei 2023, telah menghasilkan keuntungan sebesar 1,0% setelah memperhitungkan dividen," jelas Hardy. Jauh lebih baik dibanding IHSG yang turun 1,9% hingga 4 Juli 2023. 

Di semester II tahun ini beberapa saham pilihan Mirae Asset Sekuritas diantaranya saham sektor ritel dan kesehatan. Pilihan sahamnya adalah ERAA dan PRDA. Ini sejalan dengan perkembangan teknologi baru yang meningkatkan permintaan akan produk kecantikan dan perawatan wajah. "Bagi pemilik klinik kesehatan ini juga menjadi industri masa depan," terang Hardy dalam riset. 

Mirae Asset Sekuritas juga mempertahankan eksposure di bidang otomotif dengan pilihan saham ASII dan MPMX. Sedangkan pilihan saham di bidang distribusi energi AKRA dan pakan unggas yakni CPIN. "Ada potensi pertumbuhan penjualan sepeda motor, peningkatan volume distribusi bahan bakar dan kimia ke smelter serta terjadi pemulihan harga DOC dan broiler efek dari pemusnahaan (culling) baru-baru ini," terang Hardy. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Akan Rights Issue, Analis Sarankan Begini

Sektor saham lain yang diunggulkan Mirae Asset Sekuritas adalah telekomunikasi dengan pilihan saham TLKM dan EXCL. Dua saham tersebut dipilih karena pemain masuk dalam skema prabayar di segmen fix broadband. Ini akan meningkatkan penetrasi dan pertumbuhan pengguna segmen mobile internet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana