Mirae Asset Sekuritas: Kesepakatan dagang AS-China menggerakkan komoditas pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas diperkirakan diperdagangkan dengan kurang atraktif sepanjang pekan ini. Sentimen positif akan datang dari kesepakatan perdagangan fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dengan China, sementara sentimen negatif akan muncul dari kekhawatiran terkait gelombang kedua wabah coronavirus (Covid-19).

Andy Wibowo Gunawan, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) akan diperdagangkan mixed pekan ini karena adanya katalis dua sisi. Potensi kenaikan harga akan datang dari sisi pasokan (supply). “Sementara itu, kami kurang optimistis refinery input minyak AS akan meningkat meskipun angkanya mengalami pemulihan di minggu lalu,” tulis Andy dalam riset, Selasa (23/6).

Andy juga memprediksi harga batubara global akan diperdagangkan mixed pekan ini karena terpapar katalis dua sisi.


Baca Juga: IHSG turun 0,24% ke 4.906 pada akhir perdagangan sesi I, Selasa (23/6)

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan harga nikel dan timah juga akan diperdagangkan mixed karena katalis dua sisi. Potensi kenaikan harga masih akan datang dari sisi supply, sementara itu risiko penurunan (downside risk) akan datang dari sisi permintaan.

Meskipun ada sentimen positif mengenai kesepakatan perdagangan AS-Cina, Andy menyarankan investor harus mengambil sikap konservatif pada harga nikel global untuk minggu ini. Untuk diketahui, China berencana untuk mempercepat pembelian barang-barang pertanian AS.

Pun demikian dengan harga emas global yang akan diperdagangkan mixed pekan ini karena katalis dua sisi. Downside risk akan datang dari membaiknya daya beli di AS, sementara itu risiko kenaikan harga (upside risk) akan datang dari kekhawatiran adanya gelombang kedua pandemic Covid-19.

Baca Juga: Harga minyak fluktuasi setelah pernyataan penasehat perdagangan AS Peter Navarro

Sementara untuk komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), risiko penurunan harga (downside risk) akan datang dari Indonesia. Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa Indonesia telah mengonsumsi hampir 8,0 miliar liter biofuel berbasis kelapa sawit setelah pemerintah mengalokasikan anggaran insentif untuk mempertahankan program minyak campuran wajib yang disebut program mandat biodiesel B30. Angka ini lebih rendah dari target awal, yakni 9,4 miliar liter.

Sementara itu, Mirae Asset yakin angka ekspor Malaysia untuk periode sejak awal bulan hingga tanggal 25 Juni nanti akan meningkat bila dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. Hal ini akan menjadi risiko kenaikan harga CPO global untuk pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati