KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Barito Pacific Tbk (
BRPT) di sisa tahun ini diperkirakan akan membaik dibandingkan dengan kinerja pada kuartal kedua 2020. Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun menilai, meningkatnya kasus COVID-19 baru memang dapat menjadi risiko yang mungkin melemahkan permintaan produk petrokimia secara keseluruhan. Hanya saja, Young Jun menilai penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada September 2020 tidak akan seketat PSBB pertama. Adanya PSBB ini, lanjut Young Jun, mungkin akan memperlambat proses pemulihan ekonomi. Namun, efeknya terhadap ekonomi tidak akan sebesar PSBB di kuartal kedua. Dengan pemulihan ekonomi secara bertahap dan dengan adanya PSBB kedua, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan permintaan petrokimia domestik akan mencapai puncaknya pada kuartal ketiga, dan akan sedikit turun pada kuartal keempat 2020.
Mirae Asset melihat bahwa
spread margin produk global telah meningkat sepanjang kuartal ketiga 2020, setelah mencapai titik terendahnya pada kuartal kedua 2020 akibat pandemi. Young Jun menilai,
spread tersebut akan dipertahankan tahun ini, mengingat potensi kenaikan harga minyak yang mulai terbatas dan harga produk yang solid.
Baca Juga: Pendanaan Rampung, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Memacu Proyek PLTU Jawa 9 dan 10 Young Jun menilai, sentimen pasar secara umum membentuk pola
bullish pada harga minyak, didukung oleh adanya gangguan pasokan minyak dunia, persediaan minyak yang lebih rendah, dan isyarat yang kuat dari OPEC+ tentang produksi minyak selama pertemuan Joint Ministerial Monitoring Committee (JMMC). Namun, Young Jun memperkirakan harga minyak saat ini memiliki potensi kenaikan yang mulai terbatas, salah satunya dikarenakan rantannya kepatuhan negara produsen minyak terhadap aturan pemotongan produksi yang menyebabkan adanya potensi produksi yang berlebih. Selain itu, Libya juga akan memulai kembali ekspor minyak mentah. Lebih lanjut, International Energy Agency (IEA) memproyeksikan permintaan minyak akan melemah tahun ini. “Di sisi permintaan, menurut kami produk yang mendapat manfaat dari situasi pandemi ini seperti permintaan kemasan plastik dari meningkatnya lalu lintas perdagangan online
(e-commerce). Secara keseluruhan, kami berekspektasi adanya ekspansi marjin yang positif di semester kedua 2020, yang didorong oleh penyebaran produk yang lebih baik dan permintaan domestik yang berkelanjutan dibandingkan dengan kuartal kedua 2020,” tulis Young Jun dalam riset, Kamis (24/8). Untuk diketahui, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA), anak usaha BRPT, mulai mengoperasikan dua unit pabrik Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) berkapasitas 128 KTA dan Butene 1 (B1) berkapasitas 43 KTA bulan ini. Young Jun menilai, adanya kapasitas tambahan ini akan membuat pendapatan BPPT di kuartal ketiga dan keempat akan lebih baik daripada kuartal kedua. Hanya saja, melemahnya permintaan di kuartal keempat tidak bisa terelakkan.
Baca Juga: Ini strategi Barito Pacific (BRPT) dorong kinerja tahun ini Sebagai gambaran, perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini membukukan kerugian bersih senilai US$ 8,8 juta, berbanding terbalik dengan capaian pada semester I-2019 yang masih mencatatkan laba bersih senilai US$ 10,91 juta. Dari sisi
topline, BRPT membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,1 miliar, turun 15,05% dari pendapatan bersih periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 1,3 miliar. Young Jun mempertahankan proyeksi pendapatan BRPT tahun ini, yakni di angka US$ 2,28 miliar, dengan asumsi laba bersih senilai US$ 47 juta. Tahun depan, estimasi pendapatan BRPT berada di angka US$ 2,96 miliar dengan laba bersih US$ 98 juta.
Dengan mempertimbangkan aspek tersebut, Mirae Asset Sekuritas meningkatkan rekomendasi saham
BRPT, dari sebelumnya
sell menjadi
hold dengan target harga yang lebih tinggi pula, yakni dari Rp 650 menjadi Rp 700. Pada Senin (28/9), harga saham BRPT berada di Rp 700 per saham. Target harga tersebut mencerminkan perkiraan pendapatan yang lebih tinggi di tahun 2021. Namun, risiko utama dari rekomendasi ini adalah adanya pembatasan sosial lanjutan serta potensi naiknya harga minyak.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) tetap melangsungkan konstruksi proyek PLTU Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati